Sabtu 12 Jan 2013 22:37 WIB

Jejak Langkah Fazlur Rahman (3-habis)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Fazlur Rahman.
Foto: en.wikipedia.org
Fazlur Rahman.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejumlah pengamat menilai Fazlur adalah seorang tokoh Islam liberal.

Namun, pengamat politik dan dosen pascasarjana Universitas Indonesia, Bachtiar Effendi, menyatakan pemikiran Fazlur tak bisa serta-merta dikaitkan dengan gerakan Islam liberal.

Dia adalah pengusung neomodernisme yang tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan liberalisme. Hal ini tampak dari sikap Fazlur yang tidak menentang adanya negara Islam, seperti Pakistan.

Ini bukanlah sikap seorang pendukung Islam liberal yang cenderung memisahkan agama dan nasionalitas.

“Dengan senang hati Fazlur menerima kenyataan bahwa Pakistan adalah negara Islam. Dengan senang hati pula Fazlur memberikan nasihat-nasihat dan masukan bagi Jenderal Ayyub Khan, pemimpin Pakistan kala itu,” ujarnya dalam peringatan mengenang 20 tahun wafatnya Fazlur Rahman, beberapa waktu lalu.

Meski demikian, penerimaan Fazlur terhadap gagasan negara Islam Pakistan bukannya tanpa sikap kritis. Ia berusaha memberi muatan dan isi yang berbeda kaitannya dengan negara Islam Pakistan.

Fazlur, menurut Bachtiar, adalah sosok pemikir yang kompleks, sehingga sebutan-sebutan, seperti tradisionalis, modernis, neotradisonalis, neomodernis, tidak cukup tepat untuk menjelaskan dirinya.

Yang pasti, Fazlur adalah tokoh Islam yang berusaha mengembalikan sifat Islam sebagai agama yang dinamis dan tidak kalah dengan modernitas yang bisa diterima kapan saja meskipun telah melintasi waktu ribuan tahun lamanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement