Selasa 08 Jan 2013 20:53 WIB

Taman Shalimar, Sebentuk Ekspresi Seni Mughal (3-habis)

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Taman Shalimar di Kota Lahore, Pakistan.
Foto: pakistanpaedia.com
Taman Shalimar di Kota Lahore, Pakistan.

Harmoni alam

Suguhan aliran air dan tetumbuhan rindang menghadirkan harmonisasi alam tersaji nan menawan.

Untuk mengairi tanam-tanaman tersebut, dibuat sistem irigasi yang diberi nama Shah Nahar atau kanal kerajaan.

Membentang sepanjang 160 kilometer, kanal ini 'memotong' areal Taman Shalimar untuk mengairi tanaman-tanaman di dalamnya.

Sistem irigasi ini juga memasok air bagi 410 air mancur yang tersebar di tiga teras. Teras teratas memiliki 105 air mancur. Di teras kedua terdapat 152 air mancur dan 153 air mancur lainnya menghiasi teras tingkat paling rendah.

Air mancur ini berperan cukup penting dalam menebarkan aura kesejukan, terutama pada musim panas. Kabarnya, suhu udara musim panas di Kota Lahore bisa mencapai 49 derajat Celsius. Hadirnya air mancur ini menunjukkan, perancang taman ini memiliki visi jauh ke depan untuk menyiasati alam sekitar. 

Taman Bagi Sang Istri

Tak hanya Taj Mahal yang dibangun untuk mengenang istri tercinta. Taman Shalimar di Lahore, Pakistan, ternyata juga disajikan untuk mengabadikan sebuah bukti cinta, yakni cinta Sultan Shah Jahan buat istrinya Nur Jahan.

Inilah persembahan kedua dari Shah Jahan untuk mendiang istrinya. Sebelumnya, penguasa Kesultanan Mughal ini juga membangun Taj Mahal sebagai perlambang cinta untuk istrinya yang lain, Arjuman Bano Begum atau yang lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal.

Taman Shalimar mulai dibangun pada 1641. Pembangunannya dilakukan di bawah pengawasan seorang bangsawan bernama Khalilullah Khan. Seiring berjalannya waktu, pengelola taman ini pun mengalami pergantian.

Pada 1962, misalnya, Taman Shalimar dinasionalisasi oleh Jenderal Farhad Khan. Upaya nasionalisasi ini dilakukan setelah hampir 3,5 abad taman ini berada di bawah penguasaan keluarga Arain Mian.

Nasionalisasi dilakukan karena keluarga Arain Mian dituding menentang penerapan darurat militer di Pakistan.

Sepuluh tahun berikutnya, taman ini menyedot perhatian dunia tatkala dinyatakan sebagai situs warisan dunia versi UNESCO. Predikat membanggakan itu membuat Taman Shalimar kini berada di bawah pengawasan langsung badan PBB tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement