Kamis 03 Jan 2013 16:47 WIB

Sejarah Islam di Asia Tenggara (4-habis)

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Chairul Akhmad
Peta Asia Tenggara.
Foto: probertencyclopaedia.com
Peta Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, Selain di Kepulauan Indonesia, Islam pun menyebar lewat jalur perdagangan ke beberapa negara Asia Tenggara.

Tom Pires dalam catatannya “The Suma Oriental of Tome Pires” menyebut, perjalanan perdagangan Islam menyebar dari Malaka ke Cina, Cina ke Maluku, Maluku ke Jawa, dan dari Jawa kembali ke Malaka.

Pusat-pusat perdagangan berada di Makassar, Gresik, Demak, Banten, dan kota-kota lain di sebelah barat.

Kemudian, saat angin di Laut Cina Selatan bertiup ke utara di setiap bulan Juni hingga Agustus, para pedagang pun berlayar ke Ayuthia, Muangthai (saat ini Thailand), Cina, dan negeri-negeri di utara.

Dengan tersebarnya para pedagang Malaka, tersebar pula ajaran Islam. Di pusat-pusat perdagangan, muncul kerajaan-kerajaan Islam baru yang kemudian berperan besar dalam Islamisasi di wilayah-wilayah lain hingga ke kawasan terpencil.

“Puncak Islamisasi terjadi abad ke-15 sampai 18. Justru, ketika Malaka lumpuh, muncul Aceh, Banten, Makassar, dan Cirebon. Runtuhnya Malaka bukan akhir, tapi awal menyebarnya pedagang ke mana-mana. Malaka ini senter pusat ke Nusantara yang lain,” papar dosen sejarah Universitas Indonesia, Linda Sunarti.

Selain di Kepulauan Indonesia, Islam pun menyebar lewat jalur perdagangan ke beberapa negara Asia Tenggara. Islam memantapkan diri di Brunei Darussalam saat pedagang terusir oleh monopoli Portugis yang menyerang kawasan pusat perdagangan di Semenanjung Malaya.

Mereka memasuki Kepulauan Indonesia kemudian sebagian di antaranya mendatangi kawasan pantai utara Kalimantan. Diperkirakan, penguasa lokal Brunei memeluk Islam pada 1514-1521. Abad ke-15 Masehi, di Brunei berdiri kesultanan Islam yang memiliki kota pelabuhan penting bagi pedagang Cina, India, dan Arab.

Raja Brunei saat itu diperkirakan memiliki hubungan kerabat dengan Kesultanan Johor, pewaris Malaka. Identitas Melayu tumbuh kuat di sana. Kesultanan Brunei pun mengambil peran dalam penyebaran Islam ke wilayah lain, terutama Filipina.

Di Abad ke-15 Kesultanan Brunei mencakup wilayah pantai utara Kalimantan hingga Filipina, termasuk Sabah, Sarawak (sekarang milik Malaysia), serta Sulu dan Luzon (Filipina).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement