Rabu 26 Dec 2012 16:20 WIB

Tips Deteksi Bakso Babi (1)

Rep: Susie Evidia Y/ Red: Chairul Akhmad
Bakso babi.
Foto: lifeambrosia.com
Bakso babi.

REPUBLIKA.CO.ID, Mengenali ciri daging babi cukup membantu deteksi dini. Tapi, ini sulit bila sudah diolah menjadi bakso.

Ada saja ulah oknum yang ingin meraup keuntungan. Berdalih harga daging sapi mahal, pedagang bakso yang tak bertanggung jawab memilih mengoplos bakso mereka dengan daging babi.

Jelas, tindakan ini tak bisa dibenarkan. Baik dari segi hukum Islam ataupun peraturan pemerintah yang berlaku. Kondisi ini menuntut konsumen bakso, terutama warga Muslim, harus lebih berhati-hati.

Konsumsi daging babi bagi pemeluk Islam, haram hukumnya. Ada banyak dalil yang menegaskan hal itu. Salah satunya, yakni “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.” (QS. Al-Baqarah [2]: 173).

Meskipun persentase daging babi dalam adonan bakso sedikit, tetap saja hukumnya haram. Karena itu, sebelum terkecoh dengan ulah para pedagang baso yang tidak bertanggung jawab, lebih baik umat Islam proaktif mengetahui perbedaan mendasar antara daging sapi dan daging babi.

Sikap aktif masyarakat tersebut dinilai lebih cerdas dan solutif daripada menunggu keseriusan perlindungan pemerintah terhadap konsumen Muslim.

Pendiri Halal Corner Aisya Maharani menjelaskan, ada beberapa perbedaan sederhana yang bisa digunakan untuk mendeteksi daging sapi dan babi. Pertama, daging babi sangat kaya lemak. Berbeda dengan daging sapi. Lemak yang terkandung dalam daging sapi lebih sedikit.

Akibat kandungan lemak yang berlebih itu maka bila daging babi dibelah, akan mengeluarkan minyak. Kebanyakan lemak juga yang menyebabkan tekstur daging babi lebih licin dibandingkan daging sapi yang kesat.

“Bila lemak berlebihan, perlu dipertanyakan, ‘daging apa ini?” katanya. Ia menyarankan urungkan saja membeli bakso itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement