REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Akhir Januari 2013, cendikiawan muslim dan ulama dari seluruh dunia akan berkumpul di Kabul, Afganistan. Dalam pertemuan itu akan membahas masalah serangan bom bunuh diri.
Mufti Kabul, Shamsur Rahmat Firotan mengatakan sebelum ini banyak ulama Pakistan dan Afganistan menyatakan bom bunuh diri bertentangan dengan ajaran Islam. Sayangnya, sikap itu belum memiliki pengaruh besar.
Untuk itu, perlu ada satu suara bulat dari cendikiawan muslim dan ulama dari seluruh dunia, guna mempertegas pernyataan itu. "Saya percaya ini akan memberikan pengaruh," kata dia seperti dikutip the christian science monitor, Rabu (26/12).
Konferensi ini sebenarnya telah diwacanakan sejak jauh-jauh hari. Namun urung dilakukan karena berbagai pertimbangan.
Selanjutnya, wacana ini kembali mencuat setelah PBB merilis data korban sipil akibat serangan bom bunuh diri. Menurut PBB, sekitar 56 persen korban serangan bom bunuh diri adalah warga sipil.
Direktur Komunikasi Strategis Organisasi PBB untuk Misi Afganistan (UNAMA), Massoumeh Torfeh mengatakan hampir setiap keluarga menjadi korban serangan bom bunuh diri. Ini menjadi alasan kuat untuk memberikan perhatian pada masalah ini.