Selasa 18 Dec 2012 19:10 WIB

Melihat Islam di Bandara Terbaik Dunia (3-habis)

Incheon International Airport (IIA) di Korea Selatan (Korsel).
Foto: liligo.co.uk
Incheon International Airport (IIA) di Korea Selatan (Korsel).

REPUBLIKA.CO.ID, Negeri yang sangat modern dan tidak mengenal Allah seperti Korsel ternyata memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap umat beragama.

Seperti dikatakan Prof Laode, “Kau lihat, ya, meskipun Korea sangat modern dan tidak mengenal Allah, Korea bukan tidak peduli. Coba kau lihat mushala ini, keseluruhan bangunan fisiknya adalah cermin kepedulian yang sangat tinggi terhadap umat Islam.”

“Berada di negeri yang tidak mengenal Allah, bukan berarti akan membuatmu semakin jauh dari-Nya. Justru melihat semua ini akan membuatmu semakin bersyukur dan ingat pada kebesaran-Nya. Inilah peradaban.”

Kata-kata Prof Laode saat itu sungguh membekas di sanubari saya yang paling dalam. Menjadi semacam pengalaman spiritual yang tidak setiap saat bisa saya rasakan.

Keutamaan Merantau

Bukan sekadar jalan-jalan dan cuci mata, merantau memiliki keutamaan yang akan membawa banyak kebaikan pada pelakunya. Dengan merantau, kita bisa melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang tersebar di berbagai penjuru bumi. Karena itulah, Islam sangat menganjurkan kita pergi merantau.

Ketika seseorang merantau, pergi dari kampung halaman dan mengunjungi tempat-tempat baru di berbagai penjuru dunia, ia akan bisa merasakan esensi dari Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Konsep Islam sebagai rahmatan lil alamin tampaknya akan menjadi jargon yang tidak terlalu terasa gemanya jika kita tetap tinggal di kampung halaman.

Nabi dalam hadis yang sangat terkenal menunjukkan pada kita tentang pentingnya pergi meninggalkan kampung halaman untuk belajar, “Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina.”

Kita tahu bahwa Cina pada abad ke-7 adalah negeri berperadaban maju yang tidak  mengenal Islam. Ini menunjukkan bahwa di setiap sudut bumi ini, di manapun itu, kita bisa belajar dan mengambil hikmah.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Hikmah adalah khazanah umat Islam yang hilang. Di manapun kau menemukannya, maka ambillah.”

Hikmah itu saya saksikan di bandara terbaik di dunia saat ini, Incheon International Airport. Begitulah esensi dari perjalanan. Perjalanan harus bisa menambah wawasan dan ilmu bagi para pelakunya, menguatkan keimanan dan menambah ketakwaan yang kemudian mengantarkan para pelakunya untuk naik ke derajat yang lebih tinggi di hadapan-Nya. 

* Penulis: Marlis Herni Afridah     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement