REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Baju Abaya dikenal busana tradisional yang terkesan kolot dan kaku. Itu sekaligus membentuk stereotipe negatif ketika konteks yang dibicarakan tentang Islam dan muslim.
Perlahan tapi pasti, desain Abaya coba diadaptasikan dengan menyisipkan tren berbusana muslim. Adaptasi itu membuat wajah abaya mulai berubah.
Memang belum sepenuhnya berubah, tapi ada harapan perubahan abaya akan dibarengi dengan perbaikan stereotipe. Desainer Suad Al-Zamil merupakan pelopor itu.
Dalam pemikirannya, perlu ada satu adaptasi dalam abaya. Sentuhan manis Suad melalui bordir dan manik-manik membuat abaya karyanya berbeda.
"Sejak aku masih muda, aku selalu dikagumi karena jahitan dan kemampuanku padu pandakan kain," katanya seperti dikutip arabnews.com, Senin (10/12).
Proses kreasi Suad sudah berjalan enam tahun lalu. Setiap tahunnya, ia coba memperkenalkan tiga koleksi barunya. Tentu, konsistensi ini membuat karya Suad begitu ditunggu.
"Setiap tiga bulan, saya rancang satu atau dua potong tergantung inspirasi dan materi yang digunakan," ucapnya.
Favorit Suad, bahan sutra, crepe dan dentelle menjadi kunci sentuhan manis itu. "Aku selalu mencoba untuk menciptakan hal baru sehingga pemakainya merasa mengenakan pakaian yang sesuai buatnya," kata dia.
Ke depan, Suad menjelaskan ia akan membuat Bisht (pakaian tradisional Timur Tengah untuk pria), terlihat berbeda. Ia jadikan emas dan perak sebagai aksesoris. "Aku akan buat yang berbeda," ujarnya menegaskan.