REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemerintah Pakistan tak kehabisan ide menghadapi penolakan masyarakat terhadap kampanye anti-polio. Mereka berencana meminta fatwa kepada imam Masjidil Haram di Arab Saudi.
Asisten Khusus Perdana Menteri, Shanaz Begum Wazir Ali menilai pemerintah terpaksa melakukan itu lantaran masyarakat menduga kampanye itu merupakan praktik siluman Dinas Rahasia AS (CIA) untuk mencari anggota Alqaidah. Padahal, itu tidak benar sama sekali.
"Itulah mengapa kami memutuskan untuk meminta Imam Masjid Haram untuk mengeluarkan fatwa yang mendukung kampanye anti-polio," kata dia, seperti dikutip onislam.net, Rabu (5/12).
Sebelumnya, pemerintah dan LSM telah meluncurkan kampanye anti-polio di kawasan perbatasan Pakistan-Afganistan. Namun, kampanye itu mendapat perlawanan dari warga. Alasannya, warga menilai itu hanya akal-akalan CIA dalam memburu Alqaidah dan Taliban.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah memberikan peringatan kepada Pakistan soal ini. Mereka bahkan bersiap untuk memberlakukan aturan pencekalan kepada warga Pakistan yang berencana ke luar negeri. "Karenanya, kami berharap fatwa ini akan mengubah cara pandang warga," kata dia.
Pakistan sendiri adalah satu dari tiga negara dunia dengan jumlah kasus Polio terbesar di dunia. Di kawasan perbatasan Pakistan-Afganistan angka kasus polio mencapai 50 persen. Setiap tahunnya jumlah kasus polio mencapai 20 orang.
Cendikiawan asal Karachi, Maulana Ghulam Akbar menyesalkan cara pandang warga Pakistan di perbatasan. Mereka menentang kampanye itu atas alasan konyol. "Ini masalah masa depan anak-anak. Mereka seharusnya tahu, wabah polio itu mematikan seperti serangan pesawat tak berawak," kata dia.