REPUBLIKA.CO.ID, Spiritualitas bisnis yang diterapkan Mas Mono diejewantahkan dalam tata tertib perusahaan. Ini lantas diberlakukan untuk semua karyawan.
Misalkan, absensi karyawan bukan dari sidik jari, melainkan shalat Dhuha. Jadi, karyawan setiap pagi sebelum melakukan aktivitas harus didahului dengan shalat Dhuha.
Karyawan pun harus aktif di pengajian serta menghafal Alquran. Menutup restoran ketika masuk waktu shalat Jumat tercantum pula dalam aturan perusahan.
Mas Mono mengingatkan pula pada para karyawannya agar selalu mendengarkan tilawah Alquran dan memutar lagu-lagu Islami di setiap ruangan. “Saya melakukan ini semata-mata agar mereka selalu ingat Allah,” ujar pengusaha yang memiliki karyawan sebanyak seribu orang.
Aturan spiritual ini sejak awal harus disepakati para karyawan. Mas Mono tidak segan memberikan sanksi tegas berupa peringatan, bahkan pemecatan bagi karyawan yang melanggar. “Alhamdulillah, aturan ini berjalan dengan baik karena adanya kesadaran yang tinggi dari para karyawan,” ungkapnya.
Ada sanksi, tentu ada apresiasi. Bagi karyawan yang taat menjalankan aturan serta bisa menghafal surat-surat Alquran, Mas Mono tidak ragu memberinya tiket plus akomodasi untuk berangkat ibadah umrah.
Hal ini dilakukan untuk memacu semangat para karyawan bekerja sambil beribadah. Sisi positif lainnya, kata Mas Mono, pemberian sanksi dan apresiasi terhadap karyawan berbuah pada rasa tanggung jawab dan memiliki dari para karyawan terhadap perusahaan.
Sampai kapan pun, spiritual bisnis akan terus melekat di perusahaan milik Mas Mono. Ini karena manfaat luar biasa yang ia rasakan. “Percaya atau tidak, melibatkan spiritual dalam berbisnis sangat memberikan kenikmatan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata,” tegasnya.
Ia pun yakin dengan spiritual bisnis target ke depan bisa terpenuhi dengan lancar. Targetnya, selain bisnis ayam bakar terus berkembang, bisa mengumrahkan semua karyawannya. Insya Allah.