Senin 03 Dec 2012 03:19 WIB

Media Barat Pertanyakan Peranan Umat Islam Soal Perubahan Iklim

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
 Perubahan Iklim
Foto: Reuters
Perubahan Iklim

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Media barat mempertanyakan peranan umat Islam dalam masalah perubahan iklim. Oleh mereka, umat Islam dianggap lebih memprioritaskan masalah Palestina ketimbang perubahan iklim.

Pada Ahad (2/12), The Assosiated Press melaporkan, dari enam masjid yang disambangi di ibukota Qatar, hanya satu masjid yang membahas masalah perubahan iklim dalam khutbah Jumat. Itu pun sebatas mengajak umat menanam pohon dan menghindari pemborosan penggunaan energi.

Minimnya pembahasan itu, kata AP, menjadi ironi mengingat Qatar adalah tuan ruman konferensi PBB tentang perubahan iklim. Aktivisis Lingkungan, Fazlun Khalid, menilai tidak begitu banyak dukungan dari umat Islam soal perubahan iklim. Karena itu, perlu ada usaha untuk menyadarkan umat Islam bahwa lingkungan tempat tinggal mereka terancam.

"Modernitas dan paradigma pembangunan ekonomi kini mendominasi alam. Ini benar-benar membuat frustasi," kata dia seperti dikutip alarabiya.net. Namun, Khalid opitimis ketika pendekatan kepada umat Islam terus dilakukan maka akan terlihat  perubahan.

 

Di Zanzibar misalnya, melalui pendekatan agama, mereka tidak lagi menggunakan bom dinamit ketika mencari ikan. "Ini berarti, ada dampaknya. Agama menjadi benteng terakhir apabila hukum pemerintah tidak dianggap," kata dia.

Sejauh ini, pembahasan masalah perubahan iklim tengah menemui jalan buntu. Itu karena, terjadi jurang pandangan berbeda antara negara kaya dan miskin terkait bagaimana membagi beban keuangan dari perubahan itu.

Ketua Iklim PBB, Christiana Figueres, mengeluhkan ketiadaan dukungan masyarakat. Untuk itu, menurut dia, pemerintah perlu mengambil keputusan yang lebih ambisius dan berani. "Masing-masing dari kita memikul tanggung jawab," kata dia.

Melihat kondisi itu, PBB coba merangkul komunitas agama dunia. Ini dimaksudkan agar masyarakat yang saat ini apatis bisa tergerak. Langkah ini sudah dimulai sejak tahun 2009 lalu. Dampaknya memang belum terlihat. Tapi ada indikasi, langkah ini akan berhasil di masa depan.

Secara terpisah, Mufti Besar, Ali Gomaa, secara tegas mengatakan umat Islam telah memberikan sumbangsihnya dalam upaya memikirkan solusi tentang perubahan iklim. Salah satu sumbangsih itu adalah menggelar kampanye hijau pada bulan Ramadhan di Timur Tengah dan AS.

"Ini menjadi bagian yang penting dari Islam. Sedari awal, Islam telah mendorong rasa tanggung jawab seorang muslim untuk menjaga lingkungan," kata dia

Asisten profesor studi Islam, Universitas California, Muhammad Ali, menilai peranan ulama sangat dibutuhkan guna mendorong umat menciptakan kesadaran akan perubahan iklim. Sebab, masih ada umat Islam yang melihat posisi manusia begitu superior.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement