REPUBLIKA.CO.ID, Meski sudah diceramahi macam-macam, Mayura tetap teguh dalam pendirian. Dia tetap secara diam-diam mempelajari Islam.
Ia belajar tata cara shalat dari sebuah buku tuntutan shalat. Sampai sekarang, buku itu masih ia simpan.
Meski demikian, dia menahan keinginannya untuk pindah agama karena masih tinggal dengan orang tua. Mayura baru mendeklarasikan keislamannya ketika duduk di kelas tiga SMA.
Tentu saja, keluarga Mayura kaget. Bagi mereka, ini adalah masalah serius. Ia adalah anak laki-laki pertama dari keluarga berkasta Brahmana, tak aneh bila keluarganya marah besar.
Sebagai seorang dari kasta Brahmana, seharusnya Mayura tetap pada keyakinan lamanya. Berpegang pada tradisi yang telah turun temurun diajarkan dalam keluarganya.
Menurut Mayura, jarang sekali seorang Brahmana keluar dari agamanya. Karena itu, keislaman Mayura ditakutkan akan berpengaruh buruk bagi keluarga besarnya.
Akhirnya, Mayura memutuskan untuk meninggalkan rumah. "Saya menghidupi diri saya sendiri. Untungnya, dari dulu saya senang usaha," tutur alumnus SMA 17 Agustus 1945, Jakarta, ini.
Menikahi Muslimah
Pada usia 28 tahun, Mayura menikahi perempuan yang dicintainya. Saat itu, sang calon mertua belum yakin apakah calon menantunya sudah masuk Islam atau belum. Akhirnya, mereka meminta Mayura untuk membaca syahadat lagi.
Setelah menikah, Mayura dan istrinya harus menanti cukup lama untuk memiliki anak. Hingga delapan tahun usia perkawinan, buah hati yang ditunggu-tunggu tak kunjung hadir.
Kabar itu pun sampai ke keluarganya. "Mereka langsung berkata bahwa itu adalah karma bagi saya karena telah pindah agama," ujar Mayura.
Namun, Mayura tak memedulikan ucapan itu. Dia terus bersabar dan berikhtiar untuk memperoleh keturunan. Hingga pada satu titik, Mayura merasa ingin menyerah. Dia telah melakukan segala cara untuk memperoleh keturunan, baik dengan cara medis maupun nonmedis.
"Saya lelah fisik dan juga uang. Saya mulai pasrah dan berniat mengangkat seorang anak. Namun pada saat itulah, Allah memberikan saya seorang anak perempuan," katanya.
Dua tahun kemudian, Mayura mendapatkan seorang anak lagi. Kali ini berjenis kelamin laki-laki. "Lengkaplah rasanya hidup saya.''