Selasa 20 Nov 2012 01:08 WIB

Muslim Somaliland Bangun Kembali Negaranya

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Perancang busana muslim asal Somalia, Ayan Hussein, yang kembali ke negara asalnya untuk membangun bangsanya.
Foto: alarabiya.net
Perancang busana muslim asal Somalia, Ayan Hussein, yang kembali ke negara asalnya untuk membangun bangsanya.

REPUBLIKA.CO.ID, HARGEISA -- Selama beberapa dekade, Somaliland terjebak dalam perang saudara berkepanjangan. Efek dari hal itu, rutinitas kehidupan Muslim Somaliland praktis hanya terbatas pada mencari tempat perlindungan.

Kini, kondisi Somaliland berangsur membaik. Roda kehidupan berjalanan normal. Sebagian warga Somaliland yang mengungsi ke luar negeri kembali ke negeri kelahirannya. Mereka menaruh asa untuk membangun kembali Somaliland.

Perancang busana muslim, Ayan Hussein misalnya, memutuskan kembali ke Somaliland setelah berkarir di Inggris. Ia berniat mempromosikan busana muslim di Somaliland. "Harus diakui disini , tidak sama seperti London," kata dia seperti dikutip alarabiya.net, Senin (19/11). 

Ayan meninggalkan Somalia tahun 1997. Di London, ia menjalani masa remajanya dan akhirnya berkarir menjadi perancang busana.  Tiba di Somaliland, Ayan harus beradaptasi dengan budaya tanah leluhurnya itu.. "Kami harus meyakinkan klien, untuk memodifikasi tradisi sehingga terlihat lebih modis," ungkap Ayan.

Selain merintis bisnis butik, Ayan juga mengembangkan usaha lain, yakni kafe kopi. Sasarannya jelas, Ayan mengincar kelas menengah atas Somaliland. Kalangan ini tengah menikmati kemajuan ekonomi Somaliland. Mereka tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pergaulan tetapi bahasa Inggris. "Kita seperti memiliki masyarakat yang berbeda," ucap dia.

Selain Ayan, ada sekitar 20 dokter yang kembali dari Finlandia. Mereka berikan pelatihan kepada dokter lokal guna meningkatkan kemampuannya. "Ini adalah kesempatan bagi saya untuk memberikan sumbangsih," komentar Ahmed Abukar, seorang dokter.

Awalnya, interaksi antara mereka cukup kaku. Ini mengingat ada semacam trauma perang saudara yang membakas di warga Somaliland. Akantetapi mereka berusaha untuk saling mengenal satu sama lain. Menurut Ayan Rabi, koordinator Organisasi Internasional untuk Migrasi mengungkap ketakutan warga lokal soal kedatangan para warga Somaliland di luar negeri tidak hanya soal trauma tetapi juga kekhawatiran mereka akan mengambil alih karir warga lokal. 

"Ini wajar," kata dia. Rabi memastikan situasi itu tidak akan berlangsung lama. Ketika komunikasi telah terbangun dengan baik maka situasi akan kembali normal. "Ini pelajaran berharga," kata dia.

Manajer umum televisi pemerintah Somaliland, Ali Hassan Khader, yang juga baru kembali dari pengungsian, mengatakan kedatangannya ke negeri kelahirannya merupakan bentuk sumbangsih dirinya untuk memajukan Somaliland.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement