Rabu 14 Nov 2012 02:42 WIB

Dua Tantangan Muslim di Tahun Baru Hijriah

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
A chairman of Indonesian Council of Ulama (MUI), Ma'aruf Amin, explains the organization's position on death sentence to drug related criminals in a pres conference in Jakarta on Thursday.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
A chairman of Indonesian Council of Ulama (MUI), Ma'aruf Amin, explains the organization's position on death sentence to drug related criminals in a pres conference in Jakarta on Thursday.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergantian tahun Hijriah atau Hijrah menyisakan tantangan terhadap umat Islam. Tantangan itu menuntut umat Islam untuk lebih bekerja ekstra keras. 

Hal itu diutarakan Ketua Harian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin, ketika berbincang dengan ROL via sambungan telepon, Selasa (13/11). Menurut Kiai Ma'ruf, tantangan yang dimaksud ada dua hal. 

Pertama, persaingan global. Dari persaingan itu ada kelompok yang mengkampanyekan cara berpikir mereka sehingga mempengaruhi pola pikir umat Islam.

Kedua, kelemahan umat Islam dalam hal semangat bersaing. Efek dari hal itu, kata dia, umat Islam tidak mampu memberikan pengaruh positif.

"Ke depan, kekurangan itu harus diubah. Umat Islam harus menjadi seperti dikatakan Nabi Muhammad yaitu sebuah umat yang tinggi bukan di bawah pihak lain. Kata kunci perubahan itu adalah pemberdayaan umat Islam," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement