Senin 12 Nov 2012 23:33 WIB

Di Nepal, Muslim Bukan Lagi Warga Kelas Dua (4-habis)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Muslim Nepal.
Foto: blogspot.com
Muslim Nepal.

REPUBLIKA.CO.ID, Masjid Jami’ Nepal dibangun oleh Muslim dari India pada 1641-1674, kemudian direnovasi total oleh Putri Begum Hazrat Mahal pada 1857.

Masjid Jami’ Nepal berada di sebelah selatan Masjid Kashmiri Taqiya, hanya terpisah beberapa blok bangunan.

Secara tradisi, masjid ini merupakan masjid Sunni, namun tetap terbuka untuk umum. Dalam penyelenggaraan ibadah, masjid ini juga menggunakan bahasa Arab. Imam masjid saat ini dijabat oleh Hammad Fareed.

Kedua masjid tersebut, seperti halnya masjid-masjid lainnya di Nepal, memiliki peran sentral bagi umat Islam. Ia menjadi semacam pusat komunitas umat Islam. Di Nepal, masjid biasanya dilengkapi dengan madrasah dan kawasan niaga.

Di sekitar masjid biasanya dengan mudah ditemukan toko-toko yang menjual berbagai kebutuhan umat Islam, termasuk rumah makan halal. Selama Bulan Suci Ramadhan, pengurus masjid menyediakan makanan untuk berbuka puasa bagi jamaah masjid

Kini, semakin banyak pula organisasi Islam yang tumbuh di Nepal. Salah satu organisasi yang berupaya meningkatkan pendidikan umat Islam di Nepal adalah Persatuan Islam (Islami Sangh).

Atas jasa organisasi-organisasi Islam ini pula kini Muslim Nepal bisa memiliki kitab suci Alquran terjemahan bahasa Nepal sebagai upaya penyebaran dakwah di kalangan umat Islam di sana.

Alquran terjemahan berbahasa Nepal terdiri dari 1.168 halaman. Untuk tahap pertama, Alquran terjemahan ini dicetak lebih dari 5.000 eksemplar, 2.500 di antaranya dikirim ke New Delhi (India), Buthan, dan Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement