REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW mengingatkan agar seorang Muslim tak hanya mengundang orang-orang kaya saja, tapi juga orang-orang miskin.
Menurut Syekh as-Sayyid Nada, meninggalkan atau melupakan orang miskin dari sebuah walimah bukanlah ajaran Islam.
Mengabaikan orang-orang miskin, kata dia, dapat mematahkan hati mereka. Sehingga, mereka yang mengadakan walimah namun mengabaikan orang miskin dicap Islam sebagai orang-orang yang sombong.
Bahkan, hidangan walimah yang mengabaikan orang fakir dan miskin disebut Nabi SAW sebagai makanan paling buruk.
Rasulullah SAW bersabda, ''Seburuk-buruknya hidangan adalah makanan walimah, yang diundang untuk menghadirinya hanyalah orang-orang kaya, sedangkan orang-orang fakir tidak diundang...'' (HR Bukhari-Muslim).
Kelima, Rasulullah mengajarkan agar sebuah acara walimah tak diselenggarakan secara berlebih-lebihan. Dalam Alquran surat al-A'raaf, Allah SWT berfirman, ''... dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.''
Saat ini, kata Syekh as-Sayyid Nada, begitu banyak orang yang menggelar walimah secara berlebih-lebihan. Bahkan, ada yang menggelar walimah sampai menghabiskan uang berpuluh bahkan ratusan miliar rupiah.
''Berbanga-bangga dan pamer di hadapan manusia untuk menjaga kedudukan dan gengsi, merupakan bentuk mengkufuri nikmat Allah SWT,'' paparnya. Alangkah baiknya, jika kelebihan itu diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Keenam, sebuah acara walimah tak boleh berisi perkara mungkar. Menurut dia, jika undangan sebuah walimah berisi perkara-perkara munkar, maka wajib bagi yang diundang untuk tidak menghadirinya.
Ketujuh, wajib mendatangi undangan bagi yang diundang. Rasulullah SAW bersabda, ''Apabila salah seorang dari kalian diundang ke walimah, hendaklah ia mendatanginya.'' (HR Bukhari dan Muslim). Begitulah, ajaran Islam mengajarkan adab walimah.