Rabu 31 Oct 2012 15:59 WIB

Ada 'Masjid Indonesia' di Papua Nugini (4-habis)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Port Moresby Central Muslim di Papua Nugini (PNG).
Foto: blogspot.com
Masjid Port Moresby Central Muslim di Papua Nugini (PNG).

REPUBLIKA.CO.ID, Sekretaris Umum Komunitas Islam Papua Nugini, Isa Teine, menambahkan, Islam mudah diterima di negara ini karena memiliki kesamaan dengan budaya Melanesia.

"Ketika kami menyapa orang sesama laki-laki, kami memeluk mereka. Kebiasaan ini sama di dalam Islam. Sehingga, ketika Islam datang, budaya yang dibawanya cocok dengan kami,” ungkap Isa.

 

Meski ada potensi perkembangan Islam di Papua Nugini, tetapi masih banyak tantangan yang akan dihadapi Islam pada masa depan.

Masalah utama adalah masih ada Islamofobia di negara tersebut. Komunitas Islam kerap menjadi target aksi kekerasan, seperti beberapa waktu lalu ketika sebuah tempat ibadah Islam ditembaki.

 

Umat Islam juga masih kesulitan mendapatkan izin untuk mendirikan masjid. Para pemimpin gereja biasanya keberatan jika ada rencana pembangunan masjid baru. Mereka beralasan, masjid tidak sesuai dengan karakter sejarah Kristen di negara ini.

Tantangan juga datang dari komunitas agama mayoritas di Papua Nugini. Melihat perkembangan Islam yang cukup pesat di Papua Nugini membuat pemimpin gereja di wilayah tersebut gelisah. Meski demikian, mereka mengaku tidak merasa terancam oleh fakta tersebut.

Salah seorang tokoh Kristen setempat, Pastor Yusuf Walters, mengatakan Kristen di negara ini sangat kuat. “Perjalanan saya dalam mengkhotbahkan Injil di seluruh negara dan masyarakat umum sangat gigih,” tegasnya.

Sejumlah tantangan tersebut, menurut Syekh Khalid, merupakan imbas dari kesalahpahaman tentang Islam. Kondisi ini diharapkan berubah seiring banyaknya penduduk yang masuk Islam setiap tahunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement