Selasa 30 Oct 2012 19:09 WIB

Islam di Kaledonia Baru, Berkembang Berkat Orang Jawa (3-habis)

Rep: Fitria Andayani / Red: Chairul Akhmad
Kepulauan Kaledonia Baru.
Foto: larousse.fr
Kepulauan Kaledonia Baru.

Geliat Dakwah Islam

Tanpa perlu gembar-gembor, Kaledonia Baru rupanya tak pernah sepi dari kegiatan dakwah Islam.

Upaya untuk mengokohkan dan mengembangkan Islam itu dilakukan oleh sejumlah organisasi Islam, utamanya dari negara-negara Arab dan Malaysia.

Mereka sangat aktif melakukan promosi Islam ke wilayah ini. Dari upaya yang mereka lakukan, Muslim di Kaledonia Baru kini tak hanya berasal dari kaum imigran, tetapi juga dari masyarakat lokal.

Banyaknya masyarakat lokal yang beralih keyakinan menjadi Muslim salah satunya disebabkan oleh mudahnya proses perpindahan agama menjadi Islam. Tak dikenakan bayaran ataupun diminta melakukan ibadah tertentu yang tidak masuk akal.

Muslim di Kaledonia Baru diwadahi oleh New Caledonia Muslim Association (Association des Musulmans de Nouvelle Caledonie). Lembaga ini dibangun pada 1975 dan merupakan lembaga Muslim pertama yang dibangun di wilayah ini.

Umat Islam di Kaledonia Baru juga termasuk dalam komunitas Muslim di wilayah Pasifik bersama Kepulauan Fiji, Papua Nugini, Solomon, Vanuatu, dan Pulau Palau.

Organisasi-organisasi Islam dunia juga secara aktif menyumbangkan dana untuk penyebaran Islam di Kaledonia Baru meskipun sebenarnya wilayah itu tidak miskin.

Perekonomian Kaledonia Baru mengandalkan tambang nikel, bantuan dari Pemerintah Prancis, serta industri pariwisata yang menjadikan pendapatan perkapita wilayah ini sebesar 35 ribu dolar AS pada 2008 atau masuk dalam perekonomian maju di daerah Samudra Pasifik.

Jamaah Tabligh dari Australia juga aktif berdakwah ke kepulauan ini. Saat ini, Jamaah Tabligh Australia memang tak hanya mengarahkan sasaran dakwahnya ke Melbourne, Sydney, Perth, Darwin, dan kota-kota lain di Australia, tapi juga meluas ke kepulauan Pasifik Selatan, seperti Vanuatu, Samoa, Fiji, Kaledonia Baru, bahkan juga ke Cina, Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara.

Kebanyakan aktivis Tabligh di Australia adalah keturunan kaum imigran. Dan, mereka akan menjadi pasukan dakwah yang ‘kuat’ secara psikologis bila dikirimkan ke negeri nenek moyangnya.

Kebanyakan pendakwah asal Australia menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar utama. Hal ini sebenarnya sangat baik karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Sayangnya, fakta ini malah menjadi kelemahan tersendiri dalam penyampaian dakwah di Kaledonia Baru.

Sebab, kebanyakan orang Kaledonia Baru berbahasa Prancis, Arab, ataupun Indonesia. Kendala bahasa ini membuat komunitas Muslim di negeri tetangga, seperti Australia dan Fiji, kesulitan mentransfer ajaran Islam kepada saudara-saudara seiman mereka di Kaledonia Baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement