Selasa 30 Oct 2012 18:15 WIB

Islam di Kaledonia Baru, Berkembang Berkat Orang Jawa (1)

Rep: Fitria Andayani / Red: Chairul Akhmad
Kepulauan Kaledonia Baru.
Foto: larousse.fr
Kepulauan Kaledonia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, Siapa yang tak pernah mendengar Suriname? Tapi, bagaimana dengan Kaledonia Baru? Nama yang disebut terakhir boleh jadi masih asing bagi sebagian orang Indonesia.

Padahal, seperti halnya Suriname, Kaledonia Baru juga cukup banyak dihuni oleh orang-orang berdarah Jawa.

Tak aneh pula bila populasi Muslim di kepulauan elok yang berada di Samudra Pasifik bagian selatan ini cukup berkembang.

Meski demikian, bukan orang Jawa yang pertama kali membawa Islam ke Kaledonia Baru, melainkan orang Arab. Hal ini terjadi sekitar 100 tahun lalu pada masa penjajahan Prancis.

Hingga saat inipun, Kaledonia Baru masih dimiliki Prancis. Dalam bahasa Prancis, Kaledonia Baru disebut Nouvelle-Caledonie. Ada pula yang menamainya Kanaki yang diambil dari nama penduduk asli kepulauan itu.

Lantas, bagaimana orang Jawa bisa tiba di sini? Dulu, mereka tiba di Kaledonia Baru untuk menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan yang lebih baik di negeri asing.

Ketika kontrak kerja habis, kebanyakan di antara mereka pulang ke Jawa, terutama pada rentang 1930 dan 1935 setelah terjadi malaise ekonomi pada 1929. Kondisi yang sama kembali terulang antara 1948 dan 1955 dengan jumlah yang lebih besar.

Nyatanya, tak semua orang Jawa itu pulang ke kampung halaman. Sebagian memilih tetap tinggal di Kaledonia Baru dan kemudian beranak pinak.

“Para pekerja Indonesia dan keturunannya saat ini telah diterima dengan baik oleh masyarakat setempat dan juga telah memberikan sumbangsihnya terhadap pembangunan Kaledonia Baru,” kata Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Kaledonia Baru Ade Sukendar. Mereka membangun komunitas Jawa dengan menjadi warga negara Kaledonia Baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement