Kamis 25 Oct 2012 13:27 WIB

Warga Yaman Rayakan Idul Adha dalam Keterbatasan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Penjual Hewan Kurban di Yaman
Foto: AP Photo
Penjual Hewan Kurban di Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA—Pemberontakan, perpecahan dan krisis ekonomi membuat Muslim Yaman sulit merayakan Idul Adha dengan meriah. Penjualan hewan kurban sendiri begitu lambat lantaran harganya yang meroket.

“Monopoli, harga tinggi hingga tidak bisa dibayangkan orang awam membuat kami tidak bisa membeli sekilo daging apabilagi hewan untuk berkurban,” komentar warga Sanaa seperti dikutip Alarabiya.net, Kamis (25/10).

Perekonomian Yaman mandek setelah terjadi pemberontakan yang akhirnya menyudahi kekuasaan Presiden Ali Abdullah Saleh. Kini Yaman terbagi menjadi dalam faksi-faksi militer yang pro dan anti-Saleh. Kondisi kian runyam ketika Alqaidah diduga menguasai sejumlah daerah.

Saat ini, hampir setengah warga Yaman kelaparan. Negara ini selanjutnya menjadi negara Arab ketiga yang mengalami kekurangan gizi. Impor yang dilakukan guna mengatasi hal ini tidak lagi mengatasi masalah. Bahkan menjadi masalah baru lantaran harga pangan dunia tengah naik.

“Warga miskin tidak dapat memenuhi syarat perayaan Idul Adha,” kata seorang perempuan ketika ditemui di pasar ternak. Seorang pedagang, Mansour Shawai mengatakan daya beli rakyat sangat lemah. Tidak ada gaji, tabungan sudah habis. “Sangat miskin,” kata dia.

Karena itu, warga Yaman mengharapkan pemerintahan yang stabil guna menjamin masa depan negara.  “Kebijakan yang dibutuhkan adalah kebijakan strategis yang memajukan Negara ini secara politik, budaya dan intelektual,” kata Ali AlBakari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement