Rabu 24 Oct 2012 20:02 WIB

Muslim Laos, Minoritas yang tak Tertindas (3)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Al-Azhar di Vientiane, Laos.
Foto: Blogspot.com
Masjid Al-Azhar di Vientiane, Laos.

Mudah Membangun Masjid

Meski hanya kelompok minoritas, umat Islam di Laos tidak menjadi sasar an diskriminasi.

Presiden Asosiasi Muslim Laos, Muhammad Rafiq alias Sofi Seng Sone, menyatakan hubungan Muslim dengan pemerintah Laos sangat baik.

“Tidak ada masalah terkait hubungan antaragama. Masyarakat Laos pada umumnya sangat ramah dan perhatian. Dan, kami merasa sangat beruntung bisa hidup di sini,” ujarnya.

Penerimaan itulah yang membuat Muslim di Laos dapat dengan mudah membangun masjid untuk beribadah. Muslim asal Kamboja misalnya, memiliki masjid sendiri yang bernama Masjid Azhar.

Masyarakat lokal mengenalnya dengan nama Masjid Kamboja. Masjid ini berlokasi di sebuah sudut di Distrik Chantaburi yang berjarak sekitar empat kilometer dari pusat Kota Vientiane.

Meskipun dibangun oleh Muslim Kamboja, namun masjid ini juga banyak dikunjungi jamaah Muslim dari berbagai negara. Jamaah tetap di masjid ini kebanyakan warga dari negara tetangga, juga para diplomat dari negara Muslim di Vientiane, seperti dari Malaysia, Indonesia, dan Palestina.

Bangunan masjid ini cukup sederhana, namun dilengkapi dengan madrasah untuk anak-anak Muslim belajar agama Islam. Keberadaan masjid ini di Vientiane tidak diprotes oleh masyarakat sekitar. “Bahkan, ketika azan berkumandang, komunitas non-Muslim di Vientiane tak merasa terganggu,” kata Rafiq.

Muslim Chin Haw juga memiliki masjid sendiri di Laos. Masjid tersebut terletak di ruas jalan yang terletak di belakang pusat air mancur Nam Phui. Masjid ini dibangun dengan gaya neo-Moghul dengan ciri khas berupa menara gaya oriental. Masjid ini juga dilengkapi pengeras suara untuk azan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement