Rabu 24 Oct 2012 13:15 WIB

Inilah Bahasa Pemersatu Jamaah Haji

Rep: Agung Sasongko/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Kabah di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi, Selasa (23/10).  (Hassan Ammar/AP)
Kabah di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi, Selasa (23/10). (Hassan Ammar/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Tidak semua jamaah calon haji mahir berbahasa Arab. Namun, mereka punya bahasa pemersatu yaitu bahasa isyarat. Bahasa isyarat diyakini jamaah calon haji sebagai bahasa paling efektif selama haji. 

Bahasa ini cukup sederhana dan tak perlu dipelajari. Misalnya saja, mengangguk untuk mengatakan setuju, tersenyum menandakan salam kenal atau mengenakan gambar dan tangan sebagai alat peraga.

"Kami menyebutnya bahasa Haram (Masjidil Haram--Red)," komentar Ali Abdullah, seorang pemilik toko asal Sudan yang lama menetap di Makkah, seperti dikutip AFP, Rabu (24/10). 

Bahasa itu sudah ada dan semakin meluas ketika jamaah diluar Timur Tengah mulai bertambah."Saya lebih mudah menangani pembeli asal Nigeria dan Afrika. Mereka bisa berbahasa Inggris. Namun, orang Asia berbahasa Inggris yang tidak bisa dimengerti," kata dia. 

Bekerja selama lima tahun terakhir, Abdullah mencoba untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa. Itu dilakukan guna mempermudah urusannya dengan konsumen asal Asia. Kadang ia mengenakan pena dan kertas guna mempermudah komunikasi dengan pelanggannya. 

Namun, kadang kala cara itu kurang berhasil. Karena dinilai tidak efisien."Lagi-lagi, bahasa tubuh menjadi komunikasi yang efektif," kata dia. Lain lagi dengan Ali Rasheed, pedagang Makkah lainnya. Ia telah mempelajari 10 bahasa guna mempermudahnya berkomunikasi dengan pelanggannya. "Saya belajar 10 bahasa," kata dia.

Tapi kembali lagi, ketika ia bertemu dengan jamaah calon haji asal Afrika, ia mengandalkan bahasa isyarat. "Kadang mereka tidak mengerti apa yang saya katakan. Kadang, saya juga mengatakan sesuatu yang disalahartikan oleh lawan bicara," kata dia. 

Solusi

Sebenarnya, setiap jamaah calon haji telah bersiap diri mempelajari bahasa Arab percakapan guna menjadi bekal ketika berada di tanah suci. Akan tetapi, mempelajari bahasa Arab tidak semudah bahasa Inggris atau bahasa lainnya.

"Saya telah belajar bahasa Arab. Saya bisa mengatakan Sukran, yang berarti terima kasih. Sabr, yang berarti kesabaran," kata calon haji asal Nigeria.  

Di AS, kata dia, sangat mudah untuk mengatakan toilet. Namun, kata itu tidak berlaku di Arab. Pemerintah Saudi telah berupaya membuat haji bagi jamaah kian mudah. Salah satunya dengan membuat simbol atau tanda yang mempermudah jamaah haji. 

Di samping itu, mereka juga merilis informasi dalam 32 bahasa seperti Inggris, Perancis, Urdu, Indonesia, Turki, Bengali dan Hausa. Tak hanya itu saja, pemerintah Saudi juga meluncurkan aplikasi telepon gratis dalam beberapa asing. Sebanyak 700 penerjemah juga disewa guna memandu para jamaah calon haji. 

sumber : onislam.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement