REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Leila lahir di Paris, Prancis. Sebuah kota dengan karakteristik masyarakat yang beragam.
Leila dibesarkan dalam tradisi Katolik. Namun ia mengaku tidak menjalani tradisi itu dengan baik.
Melihat gelagatnya, orang tua Leila memutuskan memaksa putrinya mengikuti kelas agama. Leila hanya bisa pasrah. Namun, di tengah kegusarannya itu ia menemukan konsep baru. Sebuah konsep tentang Ketuhanan.
Ia memang penganut Katolik, namun tidak pernah memahami ajaran agama yang diwarisi dari orang tuanya. Di sisi lain, ia banyak berkomunikasi dengan penganut Yahudi.
Tak jarang, ia ambil bagian dalam hari Sabat, hari yang disucikan umat Yahudi. "Selain Yahudi, aku juga kenal beberapa teman yang Muslim," kenang dia seperti dinukil onislam.net.