REPUBLIKA.CO.ID,Laporan Wartawan Republika Endah Hapsari dari Madinah
MADINAH---Menjelang puncak ibadah haji di Armina, jamaah calon haji diimbau agar memerhatikan jadwal makan. Menurut Direktur Layanan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Sri Ilham Lubis, selama masa Armina (Arafah-Mina), jamaah akan mendapatkan katering dalam bentuk boks dan prasmanan.
"Kemasan makanan dalam bentuk boks dilakukan untuk mengantisipasi kedatangan jamaah calon haji yang terlambat,’’ ujar Sri, Selasa (16/10).Menurut Sri, ada empat kali jamaah mendapatkan makanan dalam bentuk boks. "Empat kali waktu darurat itu adalah saat 8 Dzulhijah malam, 9 Dzulhijah sore, 10 Dzulhijah pagi, serta 12 Dzulhijah siang,’’ ujarnya.
Di masa wukuf, kata Sri, jadwal makan siang biasanya dimajukan karena ada jamaah yang tidak mau ibadahnya terganggu. Namun, lanjut Sri, perlu diingat bahwa penyajian makanan itu tidak berlangsung 24 jam, melainkan hanya dari pukul 11.00 hingga pukul 14.00 waktu Arab Saudi.
Dalam kemasan boks itu, menu makanan juga dibuat kering sehingga tidak akan tersaji sayuran di dalamnya. Sri mengungkapkan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi insiden makanan basi bila jamaah terlambat tiba.
Di luar waktu darurat itu, jamaah calon haji akan mendapatkan makanan dengan sistem prasmanan. Untuk menghindari antrean yang panjang, Sri menyebutkan mereka akan membuat sistem antrean per rombongan, bukan per kloter. ‘’Dengan begitu, rombongan yang lain bisa beristirahat dulu,’’ kata dia.
Bagi jamaah lanjut usia, Sri menegaskan mereka akan dilayani para petugas sehingga tidak perlu antre untuk mengambil makanan. Untuk tiap kloter jamaah, tersedia satu meja prasmanan. Sri mengimbau jamaah agar tidak mengambil makanan dari meja prasmanan yang lain.
"Kalau itu terjadi, maka akan terjadi kekurangan pada makanan di meja prasmanan yang satu sedangkan meja yang lain akan kelebihan makanan,’’ kata Sri.