REPUBLIKA.CO.ID, JAKRTA -- Para santri Pondok Pesantren United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI) diminta dapat mematuhi seluruh program dari pesantren. Mengingat, tanggung jawab santri adalah menimba ilmu dan belajar sungguh-sunggu sekaligus untuk membumikan Alquran.
Demikian permintaan yang disampaikan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali saat meninjau pondok tersebut yang berlokasi di kawasan Rawamangun, Jakarta, Timur, Senin (15/10).
"Pondok pesantren UICCI berbeda dengan pondok pada umumnya. Perbedaan paling menonjol adalah seluruh fasilitas ada, mulai ruang belajar ber-AC, pemondokan dan sarana pendukung lainnya dengan tenaga pengajar profesional, kata Menteri Agama.
Hadir pada kesempatan tersebut Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Nur Syam, dan Direktur Pondok Pesantren Ace Saefuddin. "Kalian adalah santri beruntung. Di pondok lain tak ditemukan hal seperti itu," kata Suryadharma Ali.
Pondok pesantren lain, lanjut dia, masih banyak yang tak memiliki fasilitas seperti di UICCI. Karena itu, para santri harus belajar penuh semangat sesuai dengan bimbingan para guru.
UICCI berdiri pada pada 2007 atas dukungan para pemerhati pendidikan dari Turki. Pada awalnya hanya memiliki empat orang santri, kemudian pada 2008 sebanyak 19 santri dan 2009 sebanyak 49 santri. Angkatan pertama hingga tiga sudah belajar di Turki.
Pada 2010 santrinya hanya 10 orang dan pada 2011 sebanyak 18 orang. Angkatan ini sudah mulai hafal Alquran. Sementara angkatan satu hingga tiga kini juga hafal Alquran.
Khusus pada 2012 ini ada 140 santri yang belajar di UICCI. Penekanan belajar di sini adalah hafal Alquran dengan sistem dan metode tersendiri. "Kalian adalah para penghafal Alquran, dan itu merupakan modal hidup yang sangat luar biasa," tegas Suryadharma Ali.
UICCI yang dipimpin Hakan Soydemir SE, berkebangsaan Turki, diharapkan para santrinya bisa menggali kandungan Alquran. Belajar Alquran selain membuat hati tenang, merasa teduh, juga bisa melihat contoh-contoh kehidupan bumi, langit dan seisinya. Bagi orang tua yang sudah belajar dengan kehidupan "asam garam" dan kemudian belajar kandungan Alquran tentu akan bisa memahami makna hidup kekinian.
Allah menciptakan alam dan segala isinya pasti tak akan sia-sia. Karena itu ia mengingatkan para santri bahwa belajar dan menjadi penghafal Alquran merupakan suatu tugas besar. Untuk itu menteri pun mendoakan agar para santri kelak menjadi pemimpin dan tokoh masyarakat di tanah air, sekaligus membumikan Alquran.