Senin 08 Oct 2012 07:44 WIB

Dinamika Migrasi dalam Islam (2)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Bocah-bocah pengungsi Afghan tengah belajar di sebuah sekolah terbuka di pinggiran Jalalabad (ilustrasi).
Foto: AFP/Noorullah Shirzada
Bocah-bocah pengungsi Afghan tengah belajar di sebuah sekolah terbuka di pinggiran Jalalabad (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Pada awal abad ke-19, ribuan orang Aljazair, pergi sebelum kedatangan tentara Prancis di Libya yang terletak tak jauh dari kawasan itu.

Pada saat yang sama, Rusia menekan Kesultanan Usmaniyah dari Utara. Hal ini menimbulkan banjir pengungsi Muslim ke arah wilayah kekuasaan Usmaniyah.

Setelah 1812, otoritas Rusia, semakin berusaha menyingkirkan populasi Muslim dari tanah jajahan dengan mendorong atau memaksa emigrasi.

Istilah hijrah, masih digunakan untuk situasi dari Asia Selatan hingga Tanah Balkan. Kaum Muslim Asia Tengah yang menetap di Afghanistan semasa 1920-an, setelah gagal memberontak terhadap kekuasaan Rusia-kelak Soviet-di Turkestan, dikenal di daerahnya sebagai muhajirin.

Demikian pula, para pengungsi Muslim India yang hijrah ke Pakistan pada 1947, menyebut diri mereka muhajirin.

Entitas politik Islam yang utama dalam sejarah kontemporer, yakni Kesultanan Usmaniyah. Mereka memegang standar yang bebas. Para imigran Muslim awal diterima akibat tugas agama, tetapi hal ini juga mencerminkan praktik Usmaniyah tradisional untuk memberikan suaka cuma-cuma bagi Muslim ataupun non-Muslim.

Hal itu diresmikan dalam hukum Imigrasi 1857 (Muhacirin Kanunnamesi). Regulasi itu tak membedakan antara imigran dan pengungsi, tetapi menggunakan istilah turunan kata muhajir untuk keduanya.

Para pendatang baru diberi sepetak tanah negara, sebagian dibebaskan dari pajak dan pengabdian militer. Sebuah komisi (Muhacirin Ko misyonu) dibentuk untuk menerima mereka. Antara lima hingga tujuh juta jiwa tiba pada 1860-1940. Pada 1860 populasi Usmaniyah meningkat sekitar 40 persen.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement