Kamis 04 Oct 2012 00:50 WIB

Jamaah Pembawa Buku Nikah Palsu Hanya Korban

Rep: Endah Hapsari/ Red: Dewi Mardiani
Ratusan buku nikah palsu yang dibawa jamaah haji asal Pamekasan di kopernya.
Foto: Republika/Amri Amrullah.
Ratusan buku nikah palsu yang dibawa jamaah haji asal Pamekasan di kopernya.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Soal ditemukannya ratusan buku nikah palsu, dua orang jamaah yang membawa buku nikah tersebut dipastikan hanya menjadi korban. ‘’Mereka ini lugu karena mau saja diminta membawa barang titipan itu,’’ ujar Kepala Seksi Pengamanan dan Kasus Misi Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah, Payumi Abdul Aziz, kemarin.

Kedua jamaah yang merupakan saudara ipar itu mengaku hanya menerima titipan buku dari teman sekampung. Karena hanya berupa buku, dua calon haji itu tidak curiga sehingga bersedia saja membawakan titipan tersebut.

''Dua calhaj ini dari desa, lugu. Saya menduga mereka hanya korban jaringan pemalsu buku nikah.  Ketika kami periksa, keduanya bilang itu titipan dari kenalan, katanya mau diambil di Madinah,'' ujar Payumi.

Ratusan buku tersebut terdeteksi saat pemeriksaan imigrasi di Bandara Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz Madinah.  Petugas imigrasi Madinah semula menyangka buku-buku itu paspor palsu. Pelaku lantas diamankan dan kemudian diserahkan ke pihak Misi Haji Indonesia Daker Madinah. Setelah dicek, buku itu ternyata bukan paspor, melainkan buku nikah palsu.

Saat tertangkap di Bandara Madinah, seorang jamaah diketahui membawa sekitar 200 pasang buku nikah palsu, sehingga total adalah 400 buku. Belakangan saat dilakukan interogasi lanjutan diketahui ada 100 pasang buku lagi yang diperoleh dari jamaah yang lain. Maka, ada sekitar 600 buku nikah palsu yang ditemukan sampai di Madinah.

Saat ini kedua jamaah yang berasal dari embarkasi Surabaya ini tetap bisa melanjutkan ibadahnya. Sedangkan barang bukti berupa 200  buku nikah palsu sudah diamankan. Payumi menyatakan, pihaknya akan terus menyelidiki masalah tersebut.

Payumi sendiri belum mengetahui motif ratusan buku nikah palsu itu hingga sampai ke Madinah. Namun, dia menduga, biasanya buku seperti ini disalahgunakan oleh oknum tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk menghindari hukuman zina. ‘’Mereka akan berdalih sebagai pasangan suami istri hanya untuk menghindari hukuman di Arab Saudi,’’ ujar Payumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement