Rabu 03 Oct 2012 05:40 WIB

Daker Jeddah Antisipasi Kepadatan Jamaah Gelombang Kedua

Jamaah haji Indonesia sedang menunggu koper di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah
Foto: Heri Ruslan/Republika
Jamaah haji Indonesia sedang menunggu koper di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Memasuki gelombang kedua kedatangan, Daerah Kerja (Daker) Jeddah mempersiapkan rencana alternatif untuk mengantisipasi kepadatan jamaah di Bandara King Abdul Azis, Jeddah.

"Jika pada gelombang pertama hanya sekitar 10 kloter yang mendarat di Jeddah, maka pada gelombang (6 Oktober) kedua nanti sekitar 17-19 kloter yang akan mendarat," kata Sekretaris Daker Jeddah, Nur Alya Fitra di Jeddah, Rabu.

Jika terjadi kelambatan, maka dalam satu hari bisa 21 kloter yang mendarat. Dia menggambarkan, jika pada saat ini hanya satu pintu terminal haji yang dipergunakan maka pada gelombang kedua nanti akan mencapai tiga pintu.

Dia juga mengingatkan bahwa pada gelombang kedua nanti yang datang melalui Jeddah dari seluruh penjuru dunia. Saat ini hanya jamaah haji Indonesia yang mendarat dan satu-dua kloter dari Malaysia, Thailand dan negara Balkan.

Indonesia adalah negara yang memiliki anggota jamaah haji terbesar, yakni 211.000 pada tahun ini, sehingga harus mengatur agar semuanya bisa berangkat dengan nyaman ke Tanah Suci.

Pemerintah RI mengatur keberangkatan dalam dua gelombang, yakni pertama, jamaah haji di tempatkan di Madinah untuk mengikuti shalat fardu arbain selama delapan hari dan gelombang kedua, ke Mekkah untuk umrah, lalu wukuf kemudian ke Madinah.

Jamaah haji dari negara lain tidak mengenal gelombang pertama. Sebagian besar dari mereka datang menjelang wukuf, sehingga King Abdul Azis dan terminal hajinya akan menjadi bandara tersibuk di dunia.

Daker Jeddah merasa perlu membuat rencana alternatif jika prosedur standar pelayanan di bandara tidak berjalan semestinya. Pada gelombang kedua nanti jamaah akan mengenakan kain ihram di bandara sebelum diberangkatkan ke Mekkah.

"Dampaknya dibutuhkan waktu untuk mempersiapkan jamaah sesegera mungkin agar tidak terjadi penumpukan, koper jamaah bisa segera disiapkan sesuai kloter dan bus tidak menunggu lama," tukas Fitra.

Teknis pelaksanaan rencana alternatif itu akan dibahas dengan pimpinan unit kerja dalan satu-dua hari ini agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan tidak kagok di lapangan, demikian Fitra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement