REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komentar tak simpatik Presiden Wilcoxson’s Livingston Ice Cream, Matt Schaeffer membuat konsumen kecewa. Konsumen menuduh Schaeffer seorang yang rasis.
Kasus itu bermula ketika ada satu konsumen Muslim bertanya via akun facebook Wilcoxson. Ia bertanya, apakah es krim Wilcoxson mengandung babi.
Entah emosi atau bercanda, Schaeffer menjawab pertanyaan itu, "Kami tidak melayani konsumen di luar Montana, apalagi Pakistan."
Melihat jawaban itu, si penanya yang diketahui asal Wyoming menilai jawaban Schaeffer tergolong kasar. Apalagi ia mengasumsikan dirinya tinggal di Pakistan.
"Apa yang Anda bicarakan? Komentar Anda sangat kasar ketika Anda menyebut saya tinggal di Pakistan. Atas ketidaktahuaan Anda, saya tidak akan membeli es krim Anda, dan tidak akan merekomendasikannya kepada yang lain," jawab penanya tersebut.
Schaeffer mengungkap mengapa ia memberikan jawaban itu karena ia melihat ada peta dari penanya yang menunjukkan Pakistan. "Saya menduga ia mengirimkan pertanyaan tersebut dari Pakistan," ujar Schaeffer berkilah.
Namun, ia menyesal dengan perkataannya. "Saya tidak ingin menjadi orang yang menghancurkan perusahan berusia seratus tahun hanya karena komentar bodoh. Jika perlu saya akan mengundurkan diri," kata dia.
Tak lama setelah jawaban Schaeffer terpampang dalam akun Facebook perusahaan, respon negatif berdatangan. Mereka yang merespon bahkan berniat memboikot setiap produk es krim Wilcoxson.
Alisa Prigge dari Denver misalnya, ia dan suaminya yang mengaku kerabat dari penanya mengajak konsumen lainnya memboikot setiap perusahaan yang mendukung rasisme dan intoleransi. Selain Alisa, banyak komentar lain yang berisi makian.
"Setiap orang dari latar belakang agama berbeda suka es krim. Tapi setiap orang dari latar belakang agama tidak mendukung kefanatikan dan diskriminasi Wilcoxson," demikian komentar konsumen.