Selasa 25 Sep 2012 11:52 WIB

Berwisata yang Aman dan Nyaman (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Wisata pantai (ilustrasi).
Foto: Antara/Noveradika
Wisata pantai (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Berwisata adalah sesuatu yang menyenangkan. Tamasya membantu menghilangkan kepenatan akibat beban kerja atau mengurangi dampak problematika hidup yang menimpa seseorang.

Ada banyak manfaat berwisata. Wisata bagi para salaf juga memiliki kesan positif. Imam Syafi’i, misalnya.

Tokoh kelahiran Gaza, Palestina, itu mengatakan setidaknya ada lima faedah wisata, yaitu mengusir kesedihan, mencari nafkah, belajar, mendalami etika, dan bergaul dengan sahabat.

Ibnu Taimiyah pernah mengatakan, konspirasi pembunuhan baginya adalah tanda kesyahidan, penangkapan atas dirinya akan menambah kedekatan dengan-Nya, dan jika para musuh mengasingkannya ke suatu tempat, maka sejatinya hal itu akan dimaknai sebagai tamasya oleh sosok yang hidup pada abad ke-8 Hijriah tersebut.

Potret di atas merupakan bukti bahwa Islam tidak antipariwisata. Bahkan, sejarah mencatat sejumlah nama pengembara Muslim yang berhasil mengelilingi dunia.

Sebut saja Ibnu Battutha dan Ibnu Jabir. Karenanya, pada dasarnya pariwisata atau kegiatan bertamasya tidak diharamkan dalam Islam. Agama malah menyarankannya selama sesuai dengan koridor syariat.

Apa dan bagaimana pandangan Islam tentang wisata dan pariwisata? Prof Abd Al-Hayy Al-Farmawy dalam artikelnya yang berjudul “As-Siyahah fi Al-Islam; Hukmuha, wa Fawaiduha, wa Dhawabithuha” mengemukakan hal-hal prinsip terkait dua hal yang hendak digalakkan oleh negara-negara Islam untuk meningkatkan perolehan devisa negara mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement