Dinasti Ilkhaniyah: Menuju Imperium Islam
Setelah berhasil merebut dan menguasai Baghdad dari tangan kaum Muslim pada 1258 M, penguasa Ilkhaniyah Hulagu Khan membangun pusat pemerintahan di Maragha, wilayah barat laut Iran yang berupa dataran tinggi berbukit-bukit dan subur.
Hulagu Khan merupakan cucu dari Jenghis Khan pendiri Kekaisaran Mongol dan beragama Syamanisme. Masa kekuasaan Hulagu hanya berlangsung selama tujuh tahun karena ia meninggal dunia pada 1265 M. Hulagu Khan digantikan anaknya yang bernama Abaqa Khan.
Ia merupakan salah satu di antara penguasa Dinasti Ilkhaniyah yang memerintah paling lama, yaitu selama 17 tahun. Abaqa Khan memerintah dari 1265-1282 M.
Berbeda dengan Hulagu yang memeluk agama Syamanisme, Abaqa Khan adalah seorang pemeluk Kristen aliran Nestorian. Ketika berkuasa, Abaqa Khan membangun istana musim panas di Maragha.
Kendati telah membangun pusat pemerintahan di wilayah Maragha, dalam menjalankan roda pemerintahan, Hulagu dan para penggantinya masih menggunakan pola hidup seperti di padang pasir, yakni berpindah-pindah (nomaden). Pada musim dingin, mereka tinggal di Mesopotamia dan pada musim panas baru mereka tinggal di istana musim panas di Maragha.
Selepas Abaqa Khan wafat, ia digantikan oleh Takudar Khan. Ia memerintah dari tahun 1282-1284 M. Pada 1284, Takudar meninggal, dan saudaranya Argun Khan yang kemudian menggantikannya menjadi raja Dinasti Ilkhaniyah (1284-1291).
Sejumlah literatur sejarah menyebutkan bahwa kematian Takudar karena dibunuh oleh Argun, setelah pihak keluarga kerajaan mengetahui keputusannya untuk menjadi seorang Muslim, dan mengganti namanya menjadi Ahmad Takudar.
Argun Khan yang diangkat menjadi penguasa keempat Dinasti Ilkhaniyah adalah penganut Kristen Nestorian yang terbilang militan. Pada masa kekuasaannya, umat Islam hidup di bawah tekanan. Bahkan, tak jarang sebagai penguasa Argun melakukan tindakan represif dengan mengusir dan membunuh orang-orang Islam.