REPUBLIKA.CO.ID, Dalam perkembangan selanjutnya, pengaruh kesenian Cina ini mulai bercampur dengan kesenian Arab-Persia sejalan dengan masuk Islamnya penguasa ketujuh Dinasti Ilkhaniyah, yaitu Ghazan Khan.
Sebagai penguasa Dinasti Ilkhaniyah yang beragama Islam, Ghazan mulai mendirikan bangunan-bangunan bercorak Islam.
Salah satunya adalah bangunan makam. Jika penguasa awal Dinasti Ilkhan mengikuti tradisi Mongol yang memperabukan jenazah, pada masa pemerintahan Ghazan mulai diadopsi tata cara pemakaman menurut ajaran Islam.
Taj Mahal dari Iran
Salah satu peninggalan arsitektural Dinasti Ilkhaniyah yang siginifikan dengan masa kejayaannya di Asia Tengah adalah Makam Uljaytu (1304-1316 M) di Sultaniyah, Iran.
Uljaytu adalah penguasa keempat Ilkhaniyah yang juga merupakan saudara laki-laki Ghazan Khan. Makam Uljaytu merupakan bagian dari kompleks benteng kota Sultaniyah, dan menjadi satu-satunya bangunan yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Meski bukan merupakan bangunan tempat ibadah, arsitektur Makam Uljaytu ini banyak memberikan pengaruh dalam pembangunan masjid pada masa-masa berikutnya di banyak tempat.
Sheila S Blair dalam “The Art and Architecture of Islam”, mengungkapkan, arsitektur Makam Uljaytu merupakan corak baru yang menggabungkan pola hypostyle yang banyak dipakai selama beberapa abad sebelumnya.
Dalam membangun makam tersebut, jelas Blair, penguasa Ilkhaniyah yang memerintah sepeninggal Uljaytu mendatangkan para tukang bangunan dari berbagai wilayah. Para tukang bangunan yang umumnya bukan merupakan ahli ini ketika kembali ke daerah mereka masing-masing, banyak di antaranya yang menyebarluaskan teknik dan seni arsitektur yang mereka pelajari ketika membangun Makam Uljaytu.