REPUBLIKA.CO.ID, Runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah yang ditandai dengan jatuhnya ibukota Baghdad pada 1258 M ke tangan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan menjadi titik awal dari kemunduran politik dan peradaban Islam.
Pada tahun yang sama, berdiri satu dinasti yang dibangun oleh orang-orang non-Muslim Mongol yang kemudian dalam perjalanannya menjadi sebuah Dinasti Islam.
Dinasti itu bernama Ilkhaniyah. Dinasti itu berdiri pada 1258 M saat Hulagu Khan berhasil memantapkan kekuasaannya di Baghdad. Ilkhaniyah berasal dari kata Ilkhan yang bermakna “warga khan yang agung”.
Ilkhan juga merupakan gelar yang diberikan kepada Hulagu Khan sebagai bentuk penghargaan terhadap semua keberhasilannya dalam melakukan ekspansi wilayah kekuasaan Mongol dan mengalahkan musuh-musuhnya.
Wilayah kekuasaan Dinasti Ilkhaniyah memanjang dari Asia Kecil di Barat dan India di Timur, antara lain, mencakup Anatolia, Suriah, Irak, Persia, Afganistan, Uzbekistan, dan India Utara. Dinasti ini berhasil bertahan selama kurang lebih satu abad, yakni dari 1258 M hingga 1370 M.
Para penguasa Ilkhaniyah dikenal sangat gemar akan kesenian dan kebudayaan. Suzan Yalman dari Departemen Pendidikan Museum Seni Metropolitan dalam tulisannya bertajuk “The Art of the Ilkhanid Period”, mengungkapkan, selama periode kekuasaan Dinasti Ilkhaniyah, seni dekorasi pada bahan tekstil, tembikar, logam, perhiasan, dan manuskrip, mengalami perkembangan yang amat pesat.
Pada masa awal, seni dekorasi yang berkembang luas di wilayah kekuasaan Dinasti Ilkhaniyah banyak dipengaruhi kesenian negeri Cina. Motif-motif, seperti bunga teratai dan bunga peony, awan serta naga, dan burung phoenix, teramat sering ditemui dalam produk-produk tekstil serta hiasan pada tembikar, barang logam, perhiasan, dan manuskrip.