Jumat 21 Sep 2012 15:23 WIB

Cegah Radikalisme, Tajikistan Buka Pelatihan Imam & Khatib

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Aksi radikalisme (ilustrasi)
Foto: indianmuslimobserver.com
Aksi radikalisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANBEE -- Pusat pelatihan imam dan khatib Tajikistan resmi dibuka, Kamis (20/9) kemarin. Tujuan didirikannya pusat pelatihan tersebut untuk menyebarkan ajaran Islam dengan lebih mendorong semangat perdamaian dan nasionalisme pemuda.

Kepala Dewan Ulama Tajikistan, Saidmukarram Abduqodirzoda, mengatakan adalah tugas imam dan khatib untuk memberikan pengetahuan Islam yang sebenarnya. Sehingga diharapkan dapat menjaga para pemuda dari pemahaman yang menyimpang.

"Sesungguhnya Islam itu penuh kebaikan, moralitas dan cinta," kata dia seperti dikutip news.tj.com, Jumat (21/9).

Saidmukarram menjelaskan imam dan khatib adalah pemimpin dari Komunitas Muslim. Mereka yang berkomunikasi secara langsung dengan umat. Meskipun tugas ini dapat dilakukan siapa saja yang dianggap memenuhi syarat oleh jamaah.

Pemerintah Tajikistan melarang para remaja yang berada di bawah 18 tahun memasuki masjid. Alasannya, para remaja di negara Asia Tengah tersebut dikhawatirkan menjadi radikal.

Menurut para petinggi Dushanbe, ketika para remaja yang berada di bawah 18 tahun memasuki masjid makan akan diselewengkan kelompok radikal dan ketika keluar dari masjid benar-benar berubah menjadi teroris.

Situs Dar al-Hayah menulis, Tajisiktan yang penduduknya sekitar 96 persen beragama Islam berada di bawah pemerintahan sekuler. Tak heran jika para pejabat negara sempalan Uni Soviet itu khawatir perkembangan pesat Islam di negaranya, khususnya pascarevolusi rakyat Arab yang terjadi secara beruntun dan merebaknya kebangkitan Islam ke berbagai negara lain.

sumber : news.tj.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement