REPUBLIKA.CO.ID, Menara masjid ini merupakan bukti kesempurnaan dari perpaduan seni keramik Islam dan Spanyol yang dikenal dengan nama Hispano-Moresque.
Selain keramik, material yang digunakan untuk membangun menara yang megah ini adalah perpaduan dari bata merah, semen, dan batu.
Karena keunikan yang dimilikinya, menara Masjid Koutoubia ini menjadi model untuk pembangunan menara Masjid Giralda di Kota Sevilla, Spanyol; dan menara Masjid Hassan II di Rabat, Maroko.
Karena kemiripan bentuk dan desainnya, ketiga menara ini kerap disebut sebagai tiga seri menara kembar. Dalam perkembangan berikutnya, model yang ditampilkan oleh menara Masjid Koutoubia dan Masjid Giralda ini banyak diadopsi oleh menara-menara gereja di Spanyol dan Eropa Timur.
Bangunan menara Masjid Koutoubia terdiri atas enam lantai. Pada tiap-tiap lantai terdapat sebuah kamar. Untuk mencapai tiap bagian lantai itu, pengunjung harus melalui sebuah anak tangga yang berakhir di bagian lantai paling atas yang dinamakan balkon. Dari balkon inilah, muazin mengumandangkan azan setiap masuk waktu shalat wajib lima waktu.
Tata letak masjid yang dibangun dalam rekonstruksi tahap pertama dan kedua, tidak berbeda jauh dengan bangunan masjid di kota-kota Maroko lainnya. Persamaan tersebut menjadi ciri khas dari arsitektur masjid di zaman Muwahiddun, yaitu percampuran Islam-Spanyol dan Islam-Abbasiyah.
Persamaan yang paling menonjol dari bangunan-bangunan masjid di negeri-negeri yang pernah dikuasai oleh Dinasti Muwahiddun adalah bentuk T dari bagian koridor tengah masjid, dibentuk oleh kolom-kolom tengah dari haram, tegak lurus dengan sayap kiri-kanan dari deretan terdepan di depan dinding kiblat.
Bentuk T koridor tengah masjid yang dibangun pada tahap pertama dan kedua agak berbeda. Pada tahap pertama, huruf T terdiri atas tiga lajur berbeda dalam jarak dan bentuk dengan kolom lain di kiri-kanannya.
Kedua bagian masjid yang masing-masing hampir sama dan sebangun ini bentuknya segi empat dengan luas masing-masing sekitar 90 x 60 meter persegi. Jumlah lajur dan deret pada masjid dibangun dalam dua tahap. Keduanya sama, yaitu 17 dan tujuh.
Bangunan Masjid Koutoubia ini mempunyai dua sahn (halaman terbuka), dua haram (ruang khusus bagi jamaah wanita), dan empat buah riwaq. Namun, hanya mempunyai sebuah mihrab. Kedua sahn tersebut relatif tidak luas, riwaq menyambung langsung dengan haram.
Sementara itu, bagian kolom-kolom masjid terbuat dari bata dan dihiasi dengan pelengkung kombinasi patah, majemuk, dan pelengkung lurus. Kesemua model pelengkung ini merupakan ciri khas dari arsitektur campuran Barat-Timur di wilayah Magrib atau Afrika Utara.