Senin 17 Sep 2012 21:35 WIB

Ummu Hakim, Resepsi di Medan Perang (1)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Perjuangan Ummu Hakim binti Al-Harits bin Hisyam pantas diapresiasi. Kesungguhannya mengentaskan sang suami, Ikrimah, dari jurang kekufuran tertoreh dalam sejarah.

Ini karena suaminya itu bukan figur sembarangan. Ia adalah putra dari pentolan musyrik di Makkah, Abu Jahal. Yaitu, tokoh yang sangat membenci Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. Kebencian ini pun ditanamkan oleh Abu Jahal ke pada anak-anaknya, termasuk Ikrimah.

Saat peristiwa Pembebasan Makkah, kaum kafir di Kota Suci tersebut berbondong-bondong mengucapkan ikrar syahadat. Tak terkecuali keluarga Al-Haris bin Hisyam.

Kondisi ini menempatkan Ummu Hakim sebagai perempuan golongan awal yang berbait kepada Nabi. Ummu Hakim mendapatkan kenikmatan luar biasa. Nikmat yang sama juga ia harapkan ada dalam diri sang suami, Ikrimah.

Namun, apa yang ia inginkan belum dapat terwujud kala itu. Para musuh Rasulullah banyak yang kabur keluar Makkah. Salah satunya Ikrimah yang melarikan diri menuju Yaman.

Sebagai Muslimah, ia tidak putus asa. Kabar kaburnya Ikrimah disampaikan kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, Ikrimah telah melarikan diri karena takut engkau akan membunuhnya. Berikanlah keamanan baginya, semoga Allah memberikan keamanan kepadamu.”

Rasulullah mengamini keinginan Ummu Hakim. Respons tersebut membuat Ummu Hakim bahagia. Tanpa berpikir panjang, ia bergegas menyusul suaminya. Jarak dan waktu serta kondisi cuaca panas yang ekstrem tak ia hiraukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement