Selasa 18 Sep 2012 09:01 WIB

Alexander Litvinenko, Hidayah Jelang Kematian (4)

Rep: Nidia Zuraya / Red: Chairul Akhmad
Alexander Litvinenko
Foto: guardian.co.uk
Alexander Litvinenko

REPUBLIKA.CO.ID, Saat tinggal di Inggris, Litvinenko sempat menulis sebuah buku yang isinya mengungkapkan peran FSB dalam peristiwa pengeboman di Rusia tahun 1999 yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Buku berjudul “Blowing up Russia: Terror from Within” ini ia tulis tahun 2003. Dalam buku “Gang from Lubyanka”, Litvinenko menuduh bahwa Vladimir Putin secara pribadi terlibat dalam kejahatan terorganisasi ketika ia masih bekerja di FSB.

Akhir hidup sang telik sandi

Alexander Litvinenko bukan lagi seorang mata-mata Rusia. Namun, hidupnya berakhir bagai dalam sebuah kisah telik sandi.

“Anda mungkin berhasil membungkam satu orang, tapi gelombang protes dari seluruh dunia akan bergema di telinga anda sepanjang sisa hidup anda, hai Tuan Putin. Semoga Tuhan memaafkan apa yang telah anda lakukan, tak hanya kepada saya, tapi juga kepada negeri Rusia tercinta dan rakyatnya,” kata Litvinenko dalam pernyataannya yang dibacakan temannya di luar rumah sakit London tempat ia meninggal.

Pada 1 November 2006, ia mendadak jatuh sakit saat melakukan penyelidikan mengenai kematian wartawati Rusia, Anna Politkovskaya. “Pada 1 November 2006 aku mengadakan dua pertemuan sekaligus. Yang pertama dengan seorang Rusia dan seorang lagi Andrey Logovoy, seorang mantan rekan di FSB yang kini menjadi pengusaha.”

“Kemudian, aku makan malam dengan seorang ahli keamanan Italia, Mario Scaramella, untuk membicarakan kasus terbunuhnya Politkovskaya. Pada pertemuan pertama itulah aku mencurigai ada hubungan dengan peracunan terhadap diriku,” demikian bunyi kesaksian tertulis Litvinenko yang dibacakan temannya setelah ia wafat.

   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement