Senin 17 Sep 2012 21:12 WIB

Alexander Litvinenko, Hidayah Jelang Kematian (3)

Rep: Nidia Zuraya / Red: Chairul Akhmad
Alexander Litvinenko
Foto: guardian.co.uk
Alexander Litvinenko

REPUBLIKA.CO.ID, Semasa berkarier di FSB, ia memperoleh penghargaan gelar ‘Veteran MUR’ atas operasi-operasi yang dilakukannya dengan MUR (Departemen Investigasi Kriminal Moskwa).

Litvinenko juga melakukan dinas militer aktif di banyak wilayah yang disebut titik panas dari bekas Uni Soviet dan Rusia.

Pada 1997, ia kembali mendapatkan promosi ke departemen yang paling rahasia dari FSB, yaitu Departemen untuk Analisis Organisasi Kejahatan dengan gelar perwira operasional senior dan Wakil Kepala Seksi Ketujuh.

Pada 1998, ia secara terbuka menuduh para atasannya memberi komando untuk membunuh jutawan Boris Berezovsky, yang saat itu menduduki jabatan penting di pemerintahan sebagai Sekretaris Dewan Keamanan dan dekat dengan Presiden Boris Yeltsin.

Atas pernyataan terbukanya itu, sejak 1999 selama sembilan bulan dia dipenjara atas tuduhan menyalahgunakan jabatan. Litvinenko ditangkap untuk ketiga kalinya pada 2000, namun ia berhasil meloloskan diri sebelum sempat dipenjarakan.

Ia berhasil lolos tanpa paspor ke Turki, dan di sana ia bergabung dengan istri dan anaknya, Anatole, yang telah meninggalkan Moskow dengan visa turis.

Pada 1 November 2000, mereka bermigrasi ke Inggris dan meminta suaka politik. Dan, sejak 1 Oktober 2006, ia dan seluruh anggota keluarganya resmi menjadi warga negara Inggris.

Semasa hidupnya, Litvinenko dikenal sebagai seorang pengkritik rezim Presiden Vladimir Putin, khususnya terhadap Chechnya. Karena sikapnya ini, tak mengherankan jika namanya dimasukkan dalam daftar pencarian orang di Moskwa, sebagai salah satu pembangkang terpenting dari FSB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement