REPUBLIKA.CO.ID, MAJENE, SULBAR - Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, menyebutkan, pembangunan Mesjid Agung Majene yang sudah menelan anggaran sekitar Rp 4 miliar kembali mendapatkan bantuan dana APBD Rp 2,5 miliar setiap tahun.
Kepala Dinas PU Majene, Adham Yahya di Majene, Kamis (13/9), megatakan Gubernur Sulbar telah menyepakati pembangunan Mesjid Agung Majene akan didukung oleh APBD Sulbar setiap tahun sebesar Rp 1,5 miliar, selebihnya Rp 1 miliar akan kembali dianggarkan melalui APBD Majene.
"Pembangunan mesjid ini ditaksir menghabiskan anggaran Rp40 miliar dan selama itu kita akan mengalokasikan APBD hingga rampung 100 persen. Termasuk alokasi APBD Sulbar yang sudah disepakati Gubernur," katanya.
Selama ini, pembangunan mesjid telah menelan anggaran sebesar Rp 4 miliar dari APBD Majene Rp 1 miliar per tahun dan sudah berlangsung empat tahun. Dengan anggaran dari Pemkab Majene maupun Pemprov Sulbar, diperkirakan pembangunan baru rampung 14 tahun.
Adham mengaku, dana bantuan dari Pemprov Sulbar mulai dianggarkan tahun depan, sementara dari Majene tetap akan berjalan sesuai alokasi anggaran yang telah dianggarkan melalui APBD selama ini.
"Terkait rencana bantuan dari pemerintah Brunei Darussalam sebesar Rp 50 miliar itu tetap akan kita upayakan terealisasi. Namun, kami tetap berupaya agar alokasi anggaran dari daerah tetap dijalankan sebelum rencana tersebut benar-benar terealisasi," jelasnya.
Dia manyatakan, kemungkinan terealisasi bantuan anggaran pembangunan mesjid dari Brunei Darussalam masih 50 persen. Bantuan tersebut difasilitasi seorang tokoh agama di Jakarta.
Sampai saat ini, pembangunan Mesjid Agung Majene yang dilakukan selama empat tahun terakhir baru mampu mendirikan pondasi dan beberapa rangka beton. Pembangunannya pun setiap tahun selalu tersendat sebab masih sangat tergantung oleh anggaran dari pemerintah yang dianggap sangat jauh dari total estimasi anggaran yang harusnya digunakan.
"Namu kami tetap yakin mesjid tersebut bisa dirampungkan secepatnya jika rencana bantuan dari Brunei bisa terealisasi. Selain itu kami tetap berupaya mencari beberapa donatur dari kalangan pengusaha agar rencana bisa diselesaikan," ungkap Adham.