Kamis 06 Sep 2012 17:46 WIB

Mausoleum Sultan Faraj, Gaya Arsitektur Mamluk (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Mausoleum Sultan Faraj di Kairo, Mesir.
Foto: flickrhivemind.net
Mausoleum Sultan Faraj di Kairo, Mesir.

Struktur Simetris Al-Faraj

Salah satu aspek yang paling menarik dari struktur bangunan Khanqah ini adalah tidak adanya pembatasan terhadap ruang-ruang yang terdapat pada bangunan tersebut, sehingga sang arsitek mampu untuk merancang sebuah struktur bangunan yang sangat simetris berukuran besar.

Bangunan yang tampak berdiri sendiri ini terlihat menarik dengan adanya dua buah pintu gerbang berhiaskan tiga buah pelengkung pada bagian sisi barat daya dan utara. Posisi kedua pintu gerbang yang berada di bawah menara membuat simetrisitas bangunan menjadi semakin kuat.

Selain itu, dua buah sabil-kuttab ditempatkan di sisi barat dan selatan bangunan Khanqah. Sabil-kuttab merupakan tempat singgah dan peristirahatan bagi para pelancong yang melewati kawasan itu.

Sebuah anak tangga terdapat pada bagian dinding menara. Para pengunjung bisa mencapai bagian atas menara kembar ini melalui anak tangga tersebut. Dari atas menara ini kita bisa menyaksikan pemandangan indah—selain pemandangan pemakaman—yang terhampar di sekeliling bangunan Khanqah.

Di sisi utara kompleks Khanqah Sultan Faraj Ibnu Barquq ini terdapat sebuah lorong beratap yang bagian ujungnya berakhir di makam ayah Sultan Barquq, yakni Anas.

Para sejarawan arsitektur memperkirakan lorong tersebut mungkin dimaksudkan sebagai ruang shalat. Pada bagian tempat shalat ini terdapat kubah kecil, runcing di bagian puncak, menandai adanya mihrab di bawahnya.

Bangunan makam yang terdapat di sisi kiri dan kanan ruang shalat ini berdenah bujur sangkar dan beratap kubah dengan ukuran yang jauh lebih besar dari kubah di atas mihrab. Dinding luar kubah dihias dengan garis-garis sejajar dengan pola patah-patah.

Pola tersebut terbilang unik dan tidak pernah ditemukan pada bangunan kubah di tempat lain. Tumpuan kubah berbentuk segi delapan, bertingkat-tingkat seperti tangga pada sudutnya. Pada sekeliling dinding kubah bagian bawah terdapat jendela.

Pada 1403, sebagaimana diuraikan George Michell dalam bukunya “Architecture of the Islamic World: North Africa and Sicily”, karena kekacauan politik yang melanda Kairo berdampak langsung pada masalah ekonomi dan keuangan pemerintahan Dinasti Mamluk, dekorasi dalam kompleks banyak yang tidak dapat diselesaikan.

Namun, setelah penguasa Mamluk berhasil mengatasi kekacauan tersebut, penambahan hiasan dan dekorasi khas bangunan-bangunan di Kairo pada bagian dinding bangunan Khanqah ini dapat dilanjutkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement