Kamis 06 Sep 2012 16:48 WIB

Mausoleum Sultan Faraj, Gaya Arsitektur Mamluk (2)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Mausoleum Sultan Faraj di Kairo, Mesir.
Foto: flickrhivemind.net
Mausoleum Sultan Faraj di Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, Shela S Blair dan Jonathan M Bloom dalam bukunya “The Art and Architecture of Islam” mengungkapkan, lokasi yang dipilih Faraj untuk mendirikan kompleks megah tersebut pada awalnya merupakan sebuah lapangan pacuan kuda (hippodrome).

Kemudian, pada zaman Mamluk awal, lahan tersebut dialihfungsikan menjadi tempat pemakaman bagi para sufi.

Lokasinya yang jauh dari pusat keramaian, kata Blair, membuat para imam sufi kerap menyepi dan mengasingkan diri ke tempat tersebut. Mereka pun kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah tempat khusus untuk melakukan ritual tasawuf.

Ketika Faraj naik tahta dan berkuasa, ia berusaha membangun kembali tempat tersebut agar menjadi sebuah kompleks bangunan dengan berbagai macam fungsi.

Saat proyek ini dimulai, ia memerintahkan membangun pemukiman luas, termasuk tempat-tempat pemandian, pabrik roti, penggilingan gandum, tempat menginap para musafir, dan sebuah pasar (bazar).

Namun, di antara berbagai bangunan tersebut, yang masih berdiri hingga saat ini hanyalah Khanqah Sultan Faraj Ibnu Barquq, sebuah kompleks bangunan megah yang dikenal dengan pada zaman Mamluk, yang diperuntukkan bagi tempat tinggal para sufi.

Dalam tulisannya yang bertajuk “The Khanqah and Mausoleum of Sultan Faraj Ibn Barquq”, Ismail Abaza memaparkan, kompleks pemukiman para sufi ini sengaja dibangun oleh Sultan Faraj dalam rangka memenuhi keinginan sang ayah untuk dimakamkan di dekat makam para sufi di wilayah Kairo Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement