Sabtu 01 Sep 2012 23:03 WIB

Teknologi Pengolahan Aspal di Era Kekhalifahan (2)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Aspal (ilustrasi).
Foto: allenfamily.com.au
Aspal (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut catatan sejarah transportasi dunia, negara-negara di Eropa baru mulai membangun jalan pada abad ke-18 M.

Insinyur pertama Barat pertama yang membangun jalan adalah Jhon Metcalfe. Pada 1717, dia membangun jalan di Yorkshire, Inggris, sepanjang 180 mil. Ia membangun jalan dengan dilapisi batu dan belum menggunakan aspal.

Kali pertama peradaban Barat mengenal jalan aspal adalah pada 1824 M. Sejarah Barat mencatat, pada tahun itu aspal mulai melapisi jalan Champs-Elysees di Paris, Prancis.

Sedangkan jalan beraspal modern di Amerika baru dibangun pada 1872. Adalah Edward de Smedt, imigran asal Belgia, lulusan Columbia University di New York yang membangun jalan beraspal pertama di Battery Park dan Fifth Avenue, New York City, serta Pennsylvania Avenue.

Ajram mengungkapkan pesatnya pembangunan jalan-jalan beraspal di era kejayaan tak lepas dari penguasaan peradaban Islam terhadap aspal.

Sejak abad ke-8 M, peradaban Muslim telah mampu mengolah dan mengelola aspal. "Aspal merupakan turunan dari minyak yang dihasilkan melalui proses kimia bernama distilasi destruktif," ujar Ajram.

Zayn Bilkadi, seorang ahli kimia dalam tulisannya, “Bitumen A History”, memaparkan, pertama kali aspal dikenal oleh bangsa Sumeria. Peradaban ini menyebutnya sebagai esir. Orang Akkadia mengenal aspal dengan nama iddu.

Sedangkan, orang Arab menyebutnya sayali, zift, atau qar. Sedangkan, masyarakat Barat mengenalnya dengan nama 'bitumen' atau 'asphalt'. "Inilah produk minyak pertama yang pernah digunakan manusia," papar Bilkadi.

Aspal, kata dia, sempat dikuasai oleh orang-orang Mesopotamia. Sejak dulu, aspal menjadi primadona. Aspal pernah digunakan peradaban Babilonia untuk membuat gunung buatan yang dikenal sebagai Menara Babel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement