Jumat 31 Aug 2012 20:48 WIB

Ummu Kultsum, Sosok Wanita Terhormat (3-habis)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pria Badui tadi sempat kaget ketika melihat Umar datang kembali ke rumahnya didampingi seorang bidan.

Setelah mendapat izin, Ummu Kultsum masuk ke kamar membantu ibu yang hendak melahirkan.

Sementara itu, Umar menemani calon ayah si bayi di luar rumah sambil memasak makanan yang dibawanya. Tiba-tiba dari dalam kamar terdengar suara tangis bayi.

Ummu Kultsum dengan gembira berteriak kepada suaminya. “Wahai Amirul Mukminin, sampaikan kepada temanmu, Allah telah mengaruniainya anak laki-laki.”

Sapaan “Amirul Mukminin” dari Ummu Kultsum tak pelak mengagetkan keluarga Badui. Tak disangka, pria yang sedang memasak dan asyik meniup-niup api adalah pemimpin tertinggi di negerinya.

Sedangkan si bidan adalah istri Amirul Mukminin yang juga cucu Rasulullah. Mereka takjub menyaksikan kepala pemerintahan bersama istrinya bisa dekat dengan rakyat, mendengarkan keluhan dan membantu persoalan mereka.

Janda

Umar bin Khatab wafat awal Muharram pada 24 Hijriah. Wafatnya tokoh berpengaruh dalam sejarah Islam tersebut, menyusul penikaman oleh Majusi, Abu Lu’luah, tiga hari sebelum ajal menjemputnya.

Budak milik Al-Mughirah bin Syu’bah ini menikam Umar. Ketika peristiwa itu terjadi, Umar sedang bertindak sebagai imam shalat Subuh. Kepergian Umar membuat Ummu Kultsum bersedih. Namun, ia bahagia karena suaminya wafat dengan mendapat predikat syahid.

Masa idah selesai. Kemudian, Ummu Kultsum menikah dengan Aun bin Ja’far bin Abu Thalib. Pernikahan ini tak berlangsung lama karena Aun meninggal dunia. Sang ayah, Ali bin Abi Thalib menikahkan kembali putrinya dengan Muhammad bin Ja’far.

Muhammad pun wafat, lalu Ummu Kultsum menikah dengan Abdullah bin Ja’far. Pernikahannya dengan Ja’far adalah ikatan keluarga terakhir kali hingga akhir hayatnya. Ia wafat pada 75 Hijriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement