Jumat 24 Aug 2012 15:09 WIB

Dakwah dengan Tulisan adalah Jihad

Santri AFKN
Foto: rol
Santri AFKN

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Berdakwah tidak hanya melalui khutbah di mushala, masjid, pengajian ataupun majelis taklim. Namun, berdakwah juga bisa juga lewat media massa.

Hal itu ditegaskan Damanhuri Zuhri, wartawan senior Republika di hadapan ratusan peserta SSMT (Syawwal Study Motivation Training) Al Faatih Kaaffah Nusantara (AFKN), di Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/8).

''Kita bisa menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar melalui koran, televisi, radio dan internet. Dan, media yang sedang booming saat ini adalah internet,'' ujar Damanhuri. Menurut dia, saat ini internet menjadi media terbesar kedua setelah televisi.

Saat ini, kata dia,  tak kurang dari 55 juta penduduk Indonesia yang setiap hari mengakses internet. ''Ini merupakan ladang dakwah yang sangat besar untuk menyebarkan syiar Islam dan dakwah AFKN melalui media. Umat Islam di luar sangat membutuhkan informasi tentang Islam, tentang perkembangan dakwah di Papua,'' tuturnya.

Ia mengungkapkan, Ustadz Fadzlan Gharamatan, presiden AFKN yang dikenal gigih menyebarkan Islam di daerah pedalaman, menjadi muballigh nasional dan bahkan internasional karena ceramah di berbagai negara, tidak lepas dari peran media.

''Ustadz Fadzlan muballigh lokal dari Papua tidak mungkin menjadi muballigh nasional apalagi internasional kalau tidak diangkat oleh media nasional bahkan termasuk internet. Jadi, berdakwah dengan tulisan adalah jihad,'' ungkapnya yang disambut pekik takbir ratusan santri AFKN.

Menurut Ustadz Fadzlan Gharamatan, pimpinan AFKN, selama lima hari, 22-26 Agustus 2012 sebanyak 800 santri AFKN mengikuti kegiatan Syawwal Study Motivation Training (SSMT) di Villa Amanda, Pasir Kuda, Cikeretek, Bogor, Jawa Barat.

''Selama lima hari mereka kami godog dan gembleng untuk menjadi kader dakwah di Papua dengan menghadirkan sejumlah tokoh agama hingga pakar media seperti wartawan Republika,'' jelasnya Jumat (24/8).

Abdul Aziz, salah seorang santri AFKN mengaku sangat senang mengikuti kegiatan SSMT karena banyak hal baru yang ia dapatkan. Termasuk salah satu bimbingan jurnalistik dari wartawan Republika. Ia pun penuh semangat berlatih menulis ketika diminta untuk menulis apa yang dialami selama kegiatan SSMT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement