Kamis 23 Aug 2012 09:20 WIB

Ustaz Othman Umar Shihab: Nilai Ibadah Itu Bukan Sekadar Ritual

Muslim Kenya saat beribadah di Masjid Jamia Nairobi pada bulan Ramadhan.
Foto: biyokulule.com
Muslim Kenya saat beribadah di Masjid Jamia Nairobi pada bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID,  Seharusnya pelatihan ruhaniah selama bulan Ramadhan mampu membuat umat  Islam meningkatkan ibadah dan menjaga nilai-nilai Ketuhanan di bulan-bulan yang lainnya. Mereka yang berhasil mengikuti pelatihan pada bulan suci adalah orang-orang yang mampu menjaga nilai-nilai Ketuhanan di luar Ramadhan.

''Kita sendiri yang tahu gagal atau tidak dalam pelatihan itu,'' ungkap Ustaz Othman Umar Shihab kepada Damanhuri Zuhri dari Republika. Berikut  petikan wawancara dengan staf pengajar Pusat Kajian Spiritual Fitrah itu:

Apa hikmah ibadah di bulan Syawal?

Selama 30 hari,  seorang Muslim dimasukkan di dalam suatu karantina Ramadhan.  Karantina ruhaniyah yang dinaikkan frekuensinya menjadi manusia yang manusiawi. Diajarkan meneladani akhlak-akhlak Allah SWT. Selayaknya, ketika Ied yang artinya 'ada ya'udu 'iedan seorang Muslim kembali membawa nilai-nilai yang Dia telah tanamkan selama 30 atau 29 hari itu.

Para pujangga mengatakan Laisal 'iedu liman labisal jadid walakinnal 'ieda liman taqwahu yazid (Bukanlah Ied itu bagi orang yang berpakaian serba baru, tapi Ied adalah bagi orang yang takwanya bertambah di hadapan Allah SWT). Jadi, ada orang gagal dan lulus dari training Ramadhan. Kita sendiri yang tahu gagal atau tidak dalam training itu. Di saat nilai-nilai Ketuhanan itu hilang di luar Ramadhan berarti kita gagal dalam training. Nauzhubillahi min zalik.

Artinya ibadah-ibadah yang dikerjakan selama Ramadhan tidak boleh terputus?

Nilai ibadah itu bukan sekadar ritual,  tetapi bagaimana mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang jujur, sabar serta dapat mengendalikan kehendak dalam perjalanan 30 hari sebagai hamba Allah SW, seharusnya itu diaplikasikan pada 11 bulan berikutnya. Itu yang harus betul-betul  direnungkan.

Kalau tidak, bukan training itu namanya. Itu hanya sekadar puasa menahan lapar dan haus seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, ''Kam min shaimin laisa lahul jazaa-u illal ju'i wal 'athasyi (Berapa berapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan balasan apa-apa kecuali lapar dan haus). Naudzubillahi min dzalik!

Ada yang menyebutkan Syawal itu artinya meningkat, apakah memang sudah seharusnya ibadah di bulan Syawal bisa meningkat?

Syawal artinya naik atau meningkat. Maksudnya meningkat, bukan hanya spiritual, tetapi juga aplikasinya terhadap hamba Allah. Kan ini bukan hanya  training untuk akhirat, tapi juga untuk di dunia. Bagaimana  melakukan hubungan sosial dengan masyarakat di sekitarnya.

Berarti diaplikasikan dalam perilaku keseharian?

Ya, orang-orang yang mengikuti pelatihan di bulan Ramadhan adalah orang yang betul-betul ingin menjadikan dirinya sebagai manusia yang malakut (punya akhlak para malaikat), yaitu manusia-manusia yang salamum hiya hattaa mathlail fajr yang betul-betul bisa memberikan kedamaian, ketenangan, menciptakan suatu situasi dan kondisi yang menyejukkan.

Memberikan hak terhadap orang lain bukan memanfaatkan orang lain. Hidupnya lebih luas lagi, tataran pemikirannya, jangkauan pemikirannya bukan untuk dirinya sendiri. Kalau hanya untuk dirinya sendiri, itu namanya hewan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement