Selasa 21 Aug 2012 21:46 WIB

Hasyim Muzadi: Menjadi Manusia Baru Setelah Ramadhan

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Hafidz Muftisany
Hasyim Muzadi
Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Masyarakat muslim telah usai menunaikan ibadah puasa selama satu bulan yang diakhiri dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, mengatakan usai menunaikan ibadah puasa harus menjadi manusia baru yang suci yang menjadi hakikat Idul Fitri.

"Harus ada perubahan lebih baik atau sama saja ataukah memburuk dari dalam diri sendiri dan itu dapat dilihat setelah kita selesai berpuasa," kata Hasyim Muzadi kepada Republika, Selasa (21/8).

Hasyim memaparkan ada empat tingkatan kualitas manusia 'baru' usai melakukan ibadah puasa. Tingkatan pertama yaitu kualitas gagal di mana manusia itu tidak mendapatkan makna apa-apa kecuali menahan lapar dan haus selama satu bulan berpuasa.

Tingkatan kedua yaitu kualitas minimalis, di mana manusia telah sekedarnya atau cukup memenuhi persyaratan-persyaratan formal secara fiqih dalam berpuasa. Kualitas ketiga yaitu manusia yang mampu memaknai ibadah puasa dengan pengembangan kejiwaan, salah satunya bersifat rasional dan intuisi.

Tingkatan keempat, yaitu kualitas hasil puasa yang ekselent, yang luar biasa hebatnya. Manusia ini tidak lagi memaknai puasanya dengan ke-aku-an atau egonya.

"Jadi 'aku'-nya sudah hilang karena terisi dengan perintah-perintah Allah. Hasil puasa ini menghasilkan yang sangat luar biasa," ujarnya.

Hasil puasa setiap manusia, lanjutnya, sangat beragam tergantung dari bagaimana manusia memaknai ibadah puasa tersebut bagi dirinya. Selain itu juga tergantung pada bagaimana kondisi hubungannya dengan Allah pada sebelum melakukan ibadah.

Ia menganalogikan ibadah puasa dengan melakukan service motor. Jika kerusakan hubungan antara manusia itu dengan Allah sangat berat, maka memperbaikinya sangat berat. Namun jika kerusakannya ringan, maka memperbaikinya pun akan ringan.

"Seandainya masyarakat Indonesia berada pada minimal di tingkat kualitas kedua atau minimalis, akan cukup memperbaiki bangsa ini. Lebih bagus lagi jika ada pada kualitas ketiga," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement