Sabtu 18 Aug 2012 03:08 WIB

Khawatir Diserang, Tradisi Lebaran Muslim Kano Ditiadakan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Tradisi festival kuda tradisional di kalangan Muslim Kano, Nigeria.
Foto: onislam.net
Tradisi festival kuda tradisional di kalangan Muslim Kano, Nigeria.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Kekhawatiran serangan kelompok militan membuat festival kuda tradisional Kano jelang Idul Fitri ditiadakan. Namun, pemerintah lokal menyebut alasan dibatalkannya festival itu karena Amir Kano, Ado Bayero, jatuh sakit.

'Durbar' demikian nama festival itu merupakan kontes kuda. Di festival itu, masing-masing pemilik kuda menghiasi kuda peliharaannya lalu mengikuti iringan kuda kerajaan. Festival ini telah menjadi salah satu atraksi utama Nigeria yang menarik kedatangan para wisatawan domestik dan mancanegara.

Abbas Sunusi, penasihat senior Amir Kano, mengungkap festival dibatalkan karena Yang Mulia Amri Kano sakit. Beliau hanya akan menghadiri shalat Idul Fitri di Masjid. "Inilah amanat yang disampaikan beliau kepada masyarakat," papar dia seperti dikutip AFP, Jumat (17/8).

Belakangan Amir Kano, tidak terlihat di hadapan publik. Rumor yang beredar menyebutkan Amir menderita kanker prostat dan bolak-balik ke Inggris untuk pengobatan. Namun, Muslim Kano, berbeda pandangan. Menurut mereka, ada indikasi serangan kelompok militan pada festival tersebut. "Jelas, ini masalah keamanan kota," papar Shitu Nasiru, 32 tahun.

Amir percaya, istana tidak mungkin menyampaikan kekhawatiran itu. Mereka lalu memberikan alasan lain yang masuk akal. "Kalau memang sakit, festival seharusnya dapat berjalan tanpa kehadiran beliau," paparnya.

Lebih dari 1.400 orang diserang oleh kelompok militan Boko Haram sejak 2010. Pada Januari, setidaknya 185 orang tewas dalam pemboman terkoordinasi dan penembakan di Kano.

Tentara Nigeria sempat menangkap sejumlah anggota kelompok militan di tempat persembunyiannya. Dalam penggerebekan itu, ditemukan senjata dan bahan peledak yang akan digunakan dalam serangan jelang Idul Fitri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement