REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komunitas Muslim di seluruh dunia dipersatukan oleh prinsip utama ajaran Islam. Demikian kesimpulan hasil riset Pew Research Center yang dirilis, Kamis (9/8).
Riset itu menyebutkan muslim di seluruh dunia dipersatukan oleh iman kepada satu Tuhan, yakni Allah SWT, iman kepada Nabi Muhammad SAW dan berpuasa di bulan Ramadhan. "Ada perbedaaan, namun lebih banyak pada penafsiran agama," ungkap James Bell, kepala tim peneliti, seperti dikutip AFP.
Hasil riset lainnya, delapan dari sepuluh orang warga Sub Sahara Afrika, Asia Selatan dan Asia Tenggara menyatakan posisi agama sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Hanya enam dari sepuluh negara dari Timur Tengah, Afrika, dan negara bekas Uni Soviet seperti Rusia, yang mengatakan demikian. Di Timur Tengah dan Afrika Utara, Muslim berusia 35 ke atas lebih lebih religius ketimbang kalangan muda.
Dari 39 negara yang disurvei, jumlah lelaki yang shalat berjamaah di masjid lebih banyak ketimbang perempuan. Kondisi itu, menurut riset, kemungkinan dipengaruhi nilai sosial dan budaya yang berlaku. Hasil lainnya, lebih banyak kalangan perempuan yang membaca atau mendengarkan Alquran.
Di negara-negara Islam dengan populasi Sunni dan Syiah yang seimbang, seperti Irak dan Lebanon, kecenderungan menerima perbedaannya lebih besar. Sebaliknya, di negara-negara dengan mayoritas Sunni, sekitar 41 persen dari mereka percaya Syiah bukanlah Islam. Disebutkan pula, seperempat muslim mengidentifikasi mereka bukan Sunni dan Syiah.
Sementara itu, sembilan dari sepuluh muslim menyatakan ia memeluk Islam karena faktor keturunan. Yang menarik, jumlah mualaf terbesar berasal dari Rusia. "Total mualaf di Rusia mencapai tujuh persen. Mereka inilah yang akan menaikan populasi muslim di seluruh dunia," kata dia.