Selasa 31 Jul 2012 21:01 WIB

Masjid Agung Roma, Perpaduan Islam Klasik dan Gotik (3)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Agung Roma, Italia.
Foto: wordpress.com
Masjid Agung Roma, Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, Portoghesi juga merupakan dosen sejarah arsitek di Universitas Roma. Ia mulai mengenal dan menghargai arsitektur Islam sejak awal tahun 1970-an, ketika berkunjung ke Yordania, Sudan, Turki, Mesir, dan Tunisia.

Dijiwai oleh rasa ingin tahu yang sangat besar tentang agama Islam dan bagaimana pemeluknya menghayati ajaran agama tersebut, dia mengambil inspirasi dari pengkajian Alquran.

Di antara berbagai karya arsitektur Islam yang dibuat oleh Portoghesi adalah Masjid Agung Strasbourg di Prancis.

Rancangan Portoghesi untuk ruang utama, misalnya, diambil dari bentuk dan model masjid fase klasik dari arsitektur Islam. Ruang ibadah yang luas dan berbentuk persegi ini, dari pintu didahului oleh halaman yang dikelilingi tembok dan air mancur di tengahnya.

Halaman itu dibatasi oleh sebuah taman berupa lajur tipis. Sementara untuk ruang ibadah wanita, dibangun dua balkon di dua sisi ruang utama. Untuk mendekorasi interior ruang utama masjid, Portoghesi mendatangkan sejumlah pekerja tangan ahli dari Maroko.

Tugas mereka adalah menggambar berbagai mosaik yang membatasi balkon, relung, dan basis-basis lajur. Lajur-lajur yang didesain Portoghesi mengikuti motif klasik dari tipe lengkungan seperti yang ada di sebagian besar masjid-masjid kuno.

Dengan teknik baru yang menggunakan semen bertulang, Portoghesi membuat bagian-bagian lengkungan tersebut saling bersilangan yang mengumpamakan pertemuan antara dua kebudayaan, yakni Islam dan Italia (Barat), seperti keinginan sang arsitek.

''Dialog dengan budaya Islam di dunia Barat adalah satu aspek yang mendasar demi membangun budaya perdamaian. Membangun sebuah masjid besar di Kota Roma, ibu kota Kristianisme, dengan dukungan besar dari Walikota Roma telah memberikan kebahagiaan tersendiri untuk saya,” kata Portoghesi.

“Karena saya telah mendedikasikan 20 tahun hidup saya untuk mewujudkan sebuah bangunan arsitektur abad lalu, yang menggambarkan keinginan damai dan saling pengertian,'' imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement