Senin 30 Jul 2012 22:17 WIB

Mihrab, Ceruk Penanda Kiblat (3)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Mihrab masjid.
Foto: blogspot.com
Mihrab masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, Mihrab pertama kali mewarnai khazanah arsitektur masjid mulai tahun 88 Hijriyah atau 708 Masehi.

Kali pertama, mihrab dibuat di dalam Masjid Nabawi oleh Umar bin Abdul Aziz, saat menjabat Gubernur Madinah Munawarrah, pada masa kekhalifahan Walid bin Abdul Malik.

Pada masa jabatannya itu, Umar bin Abdul Aziz (708-711 M) memerintahkan untuk membangun kembali Masjid Nabawi. Konon, dalam proyek pemugaran dan perluasan Masjid Nawabi itulah pertama kali mihrab dibangun.

Pembangunan Masjid Nabawi pun selesai pada tahun 91 Hijriyah atau 711 Masehi. Saat itu mihrab dibuat berbentuk ceruk pada dinding dan berfungsi sebagai penanda arah kiblat. Meski begitu, ada pula yang menyebutkan bahwa bentuk ceruk yang dimaksud pada masa itu sesungguhnya memiliki istilah thooq, bukan mihrab.

Menurut sejarawan Arab, Al-Maqrizi, pembangunan mihrab juga berlangsung pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Malah, pada masa itu, Muawiyah telah membuat peraturan bahwa bangunan mihrab harus ada di dalam masjid.

Pada masa kepemimpinan Muawiyah, seorang gubernur bernama Qurra’ bin Syarik telah memerintahkan pembuatan mihrab di Mesir dengan bentuk atap yang melengkung.

Dalam perkembangannya, Dinasti Fatimiyah di Mesir mulai menghiasi mihrab dengan gelang-gelang perak. Tak heran bila di Masjid Al-Azhar, Mesir dihiasi beragam ornamen yang nilainya mencapai lima ribu dirham.

Pada masa pemerintah Umayyah ada yang menyebut mihrab sebagai tempat penting, sehingga posisinya ditinggikan melebihi tempat sembahyang makmum. Itu berbeda dengan mihrab yang ada di masjid-masjid Iran.

Di negeri para Mullah itu, posisi mihrab justru lebih bawah dari makmum. Meski terdapat beragam pendapat dan bentuk mihrab dalam dunia Islam, mihrab memiliki dimensi sosial budaya, yang paling bisa ditonjolkan secara visual.

Wujud fisik mihrab memiliki peran sebagai media pengungkapan nilai-nilai atau budaya dari individu pelaku atau perancangnya atau merupakan refleksi masyarakat Muslim di sekitarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement