Jumat 27 Jul 2012 21:27 WIB

Islamis dan Islamofobia (3-habis)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: ipabionline.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, menyatakan tindakan yang mendeskreditkan Islam semakin banyak dilakukan.

Tak hanya melalui penggunaan istilah-istilah tertentu dalam mendefinisikan Islam, namun semakin nyata dengan upaya sejumlah pemerintah di negara Barat untuk mempersempit Islam.

“Di Swiss misalnya, pemerintah melakukan referendum terkait menara masjid yang akhirnya memutuskan untuk melarang pembangunan menara masjid. Tahun 2005, surat kabar Denmark memublikasikan 12 karikatur Nabi Muhammad,” kata dia.

Di AS, lanjut Ihsanoglu, kebencian terhadap Islam telah berkembang menjadi isu partai tertentu untuk menarik suara. Di Inggris, kelompok anti-Islam membentuk lembaga Liga Pertahanan Inggris (EDL) dan Partai Nasional Inggris (BNP).

Sedangkan di Jerman, Muslim terus ditekan karena dianggap enggan berintegrasi. “Bulan lalu, Amnesti Internasional menuduh negara-negara Eropa melakukan diskriminasi terhadap umat Islam. Ini tentu harus menjadi perhatian bersama,” pungkas dia.

Ke depan, umat Islam memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk menampilkan Islam dengan wajah yang lebih baik dan damai, terutama bagi umat Islam di Indonesia yang kini populasinya menempati urutan teratas di dunia dan sebagai representasi dunia Islam.

Imam Masjid Al-Hikmah New York, Shamsi Ali, mengatakan keaktifan Indonesia sangat dibutuhkan mengingat Islam sedang menjadi perhatian dunia. “Saya itu selama 15 tahun terakhir, punya mimpi untuk menjadikan Indonesia lebih banyak berperan. Kita ketahui, Islam mendapat citra buruk berupa sumber konflik dan terorisme,” ujarnya.

Menurut Shamsi, sangat ironis bila perhatian dunia terhadap Islam tumbuh karena persepsi negatif. Untuk itu, Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia perlu memberikan pemahaman bahwa Islam adalah sumber perdamaian dan harmoni.

“Karena itu, kami mencoba untuk mengajak para pemimpin agama di AS untuk datang ke Indonesia, melihat secara langsung bagaimana antarumat beragama hidup rukun di Indonesia,” katanya. Dia berharap hal itu bisa mengubah persepsi dunia terhadap Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement